Gubernur Sultra Puji Pembangunan Buteng

Gubernur Sultra, Ali Mazi didampingi Pj Bupati Buteng, Muhammad Yusup, saat meresmikan kantor Bank Sultra Cabang Buteng. (Foto Ady)

LABUNGKARI, Rubriksultra.com- Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), H.Ali Mazi, melayangkan pujian atas pembangunan Kabupaten Buton Tengah (Buteng) dibawah komando Pj Bupati Buteng, Muhammad Yusup. Menurutnya, Muhammad Yusup berhasil membawa perubahan.

Pujian tersebut diutarakan Gubernur Sultra saat melakukan kunjungan kerja di Kecamatan Mawasangka dengan agenda audensi bersama tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, dan pemuda di gedung Kesenian Mawasangka, peresmian lantor Bank Sultra cabang Buton Tengah dan menghadiri tatap muka dengan Kepala SMA/SMK se-Kabupaten Buton Tengah di SMAN 1 Mawasangka, Rabu 8 Maret 2023.

- Advertisement -

“Banyak mengalami inovasi dan kemajuan serta terobosan untuk kepentingan dan pertumbuhan Buteng ke depan,” kata Ali Mazi di hadapan masyarakat di Kecamatan Mawasangka.

Ali Mazi mengatakan, Muh. Yusup tidak bisa diragukan lagi dalam memimpin. Kabupaten Buteng hari ini sudah mulai bersaing dengan daerah-daerah lain di 17 Kabupaten/Kota di Sultra. Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan mulai ada perubahan.

“Buteng ini sangat luar biasa, pada tahun 2003 saya sudah melakukan kunjungan di Kabupaten Buteng, selama periode itu saya melihat pertumbuhan ekonomi dan pembangunan seperti yang saya saksikan hari ini sudah sangat luar biasa dan syukur alhamdulillah pembangunan yang ada di Buteng sekarang sudah sangat baik,” katanya.

Kata Ali Mazi, di Kabupaten Buteng saat ini telah hadir Bank Sultra dan beberapa bank lain yang akan menambah aktivitas perekonomian, kemudian sebentar lagi akan berdiri megah kantor Bupati Buteng yang sangat luar biasa. Hal itu semakin mematangkan eksistensi Kabupaten Buton Tengah menjadi yang baik di Sultra.

Meski demikian, kata Ali Mazi, masih banyak lagi potensi di Buton Tengah yang harus digali dan harus di kerjakan untuk kepentingan dan kemakmuran masyarakat Buton Tengah.

Baca Juga :  Pemprov Sultra Kembali Distribusi Alkes Penanganan Covid-19 ke 17 Daerah
Pj Bupati Buteng, Muhammad Yusup, memberikan sambutan dalam kunjungan kerja Gubernur Sultra. (Foto Ady)

“Saya yakin masyarakat Buton Tengah yang begitu kreatif dan inovatif akan membawa daerahnya sejajar dengan daerah-daerah lain,” tandas Ali Mazi.

Selain dari sisi perekonomian dan pembangunan, Orang nomor satu di Bumi Anoa ini merasa bangga karena Kabupaten Buton Tengah berhasil mengendalikan situasi Pandemi Covid-19.

Bukan cuma sesuatu yang menjadi perhatian khusus Pemerintah Pusat melalui Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) yakni inflasi beberapa tahun yang lalu berhasil dikendalikan.

“Muda-mudahan kunjungan ini juga mendapatkan berkah dari Allah SWT. Saya ucapkan banyak terimakasih kepada seluruh masyarakat Kabupaten Buton Tengah karena telah memberikan amanah dan kepercayaan kepada saya untuk memimpin Sultra,” pungkasnya.

Pj Bupati Buteng, Muhammad Yusup berkomitmen membawa Kabupaten Buteng semakin lebih baik, mampu bersaing dengan dengan daerah-daerah lain di Sultra. Dari sisi ekonomi dan pembangunan, Kabupaten Buteng terus berbenah semakin lebih baik sebagaimana yang dituturkan Gubernur Sultra, Ali Mazi.

Sementara dari sisi Kesehatan, lanjut Muh. Yusup, Kabupaten Buteng berhasil menjaga masyarakat dari paparan penyakit Frambusia. Hal itu dibuktikan ketika peringatan hari Neglected Tropical Deseases (NTDs) sedunia, Pemerintah Kabupaten Buton Tengah (Buteng) menerima Sertifikat Bebas Frambusia dari Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi G Sadikin yang diserahkan langsung kepada Pj Bupati Buteng, Muhammad Yusup, di Krakatau Grand Ballroom (TMII) Jakarta 21 Februari 2023 lalu.

“Kita dianggap mampu bekerja mencegah penyakit Frambusia. Ini penyakit yang memang terjadi di daerah-daerah tropis. Pemerintah daerah utamanya Dinas Kesehatan Buteng telah bekerja dengan baik untuk mencegah munculnya penyakit ini,” katanya.

Muhammad Yusup berkomitmen untuk terus mempertahankan status bebas Frambusia. Pemerintah daerah akan senantiasa bekerja keras meningkatkan taraf kesehatan masyarakat meski dengan segala keterbatasan.

Baca Juga :  Karnaval Budaya Sukses, Wali Kota Apresiasi Peserta
Pj Bupati Buteng saat menerima Sertifikat Bebas Frambusia dari Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi G Sadikin yang diserahkan langsung kepada Pj Bupati Buteng, Muhammad Yusup, di Krakatau Grand Ballroom (TMII) Jakarta 21 Februari 2023 lalu. (Foto Istimewa)

Olehnya itu perlu dukungan semua pihak serta partisipasi aktif masyarakat Buton Tengah sehingga sama-sama mempertahankan prestasi-prestasi di bidang kesehatan.

“Ini menjadi tanggung jawab kita bersama terkait bagaimana mencegah penularan penyakit Frambusia. Termasuk penyakit-penyakit lainnya yang dapat mengancam kualitas hidup masyarakat kita,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Buteng, Kasman menjelaskan, daerah penerima Sertifikat Bebas Frambusia sudah melewati beberapa tahapan. Pertama, kabupaten/kota telah membuktikan bahwa tidak ditemukan kasus Frambusia baru berdasarkan surveilans berkinerja baik. Kedua, rekomendasi provinsi setelah melakukan sertifikasi Frambusia. Ketiga, assessment time sertifikasi pusat.

Frambusia dapat tumbuh dan berkembang di daerah yang tropis, panas, dan hujan. Kebersihan lingkungan merupakan faktor penting pada penyakit ini. Pada penyakit ini, bakteri tidak dapat menembus kulit utuh, tetapi masuk melalui luka lecet, goresan, atau luka infeksi kulit lain. Frambusia merupakan jenis infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri Treponema Pallidum Pertenue. Infeksi ini biasanya terjadi di wilayah tropis yang memiliki sanitasi kurang baik.

“Frambusia adalah penyakit kulit menular yang identik dengan daerah yang terbelakang. Frambusia sudah tidak ada di Buteng. Tinggal bagaimana pemeintah menunjukkan dukungannya untuk mempertahankan agar tidak muncul kasus baru,” ujar Kasman.

Penyakit tersebut bisa menular melalui kontak langsung dengan ruam pada kulit yang terinfeksi. Jika dibiarkan terus menerus, Frambusia dapat menyerang tulang dan sendi. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengendalikan penyakit menular tersebut, di antaranya dengan menerapkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dan melakukan surveilans aktif atau deteksi dini untuk menurunkan risiko penularan.

“Frambusia jika kronis bisa sampai merusak tulang dan mengganggu aktivitaas. Seiring dengan perbaikan sanitasi, kebersihan lingkungan, dan diiringi dengan perbaikan gizi, penyakit ini bisa kita cegah,” tandas Kasman. (Adv)

Facebook Comments