BAUBAU, Rubriksultra.com – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar media workshop dengan tema ‘Seberapa Efektifkah Jurnalisme Melalui Konten Media Sosial’ disalah satu gerai kopi, Senin 24 Juni 2024.
Peserta kegiatan diikuti insan pers, lembaga pers, akademisi serta konten kreator di daerah itu. Tiga pemateri yang dihadirkan diantaranya Ketua PWI Baubau, La Ode Aswarlin, Konten Kreator dan Jurnalis Senior, Andy Lopez dan Pakar Ilmu Komunikasi dariUniversitas Muhammadiyah Buton, Muhammad Rizal Ardiansah Putra, S.Kom., M.I.Kom.
Kepala Cabang BPJS Kesehatan Baubau, Diah Eka Rini berharap melalui insan pers dan konten kreator informasi mengenai JKN-KIS dapat menjangkau seluruh masyarakat.
“Terus terang, saya pribadi merasakan di wilayah Kantor Cabang Baubau ini kok kami kesuliatan ya kalo misalnya kami memperluas media informasi. Keluar dari Kota Baubau, kalo misalnya komunal saja, media informasi ini saja yang paling banyak kena dengan masyarakat di sana karena setau saya RRI hanya ada di Kota Baubau,” ungkapnya.
“Memang siarannya sampai di kabupaten. Nah sekarang jangkauannya apakah bisa sampai di Wakatobi, ke Buton Utara, ini yang belum di reliasasi. Sementara saya juga mencari juga konten digital apa ya di kabupaten luar kota Baubau. Nah ini yang masih kesulitan. Nanti kita diskusikan bersama nanti teman-teman media memberikan masukan,” tambahnya.
Ia juga berharap semua orang dapat mengetahui tentang layanan dan manfaat program JKN-KIS untuk menghindari informasi yang tidak tepat.
“Saat ini kalo di Kota Baubau kita punya target setiap minggu harus ada satu beritanya BPJS kesehatan yang ada di konten online, berita online ya harus minimal tiga kali sebulan itu harus muncul di rri dalam bentuk apapun, podcast atau apapun ya dan harus ada satu kali sebulan,” ungkapnya.
Salah satu pemateri, Ketua PWI Baubau, La Ode Aswarlin mengungkapkan karya jurnalis sangat efektif penyebarannya mengggunakan konten media sosial. Bahkan tanpa disadari kerja-kerja jurnalis telah banyak diperankan oleh masyarakat luas termasuk para konten kreator.
“Justru sebetulnya banyak konten kreator yang jauh lebih hebat dari pada wartawan dalam menyajikan konten informasi,” ungkapnya.
Meski demikian, terdapat batasan dan norma yang tidak boleh dilanggar bagi masyarakat umum dalam menyajikan konten. Berbeda dengan karya jurnalis yang memiliki kode etik dalam menyajikan informasi.
“Kalau konten kreator tidak ada kode etik yang menjadi panduan dalam menjalankan kerja-kerjanya, jadi sebisa mungkin hindari konten yang merugikan orang lain atau yang dapat membuat orang keberatan. Kuncinya bijak dalam bermedia sosial agar terhindar dari masalah hukum,” ujarnya. (adm)