BAUBAU, Rubriksultra.com – UF (inisial) yang merupakan karyawan Bank Mandiri Cabang Baubau kerap mengalami hal yang tidak menyenangkan oleh FR (inisial) yang merupakan pimpinannya sendiri.
UF mengaku selain dilecehkan secara verbal, pimpinannya juga kerap mengajaknya ke rumah dinas, bahkan juga chek in di hotel. Tapi, ajakan tersebut selalu ditolak oleh UF.
“Saya disuruh datang ke rumah dinas. Terus kalau di kantor, saya dipanggil ke ruangannya, tapi bukan bahas kerjaan, saya justru disuruh pilih hotel di Traveloka. Tapi, selalu saya tolak,” ungkap UF kepada wartawan media ini, Kamis 17 April 2025.
Meski merasa tidak nyaman, UF mengaku sempat menahan diri untuk tidak melapor karena takut kehilangan pekerjaan. Namun kondisi berubah setelah UF mengaku mendapat tekanan untuk mengundurkan diri dari tempatnya bekerja.
Ia diberi dua pilihan, mundur secara sukarela atau dipindahkan kembali ke perusahaan vendor. Namun, UF menilai kedua pilihan itu merugikannya. Apalagi, dalam persoalan tersebut, UF merasa tidak melakukan kesalahan.
“Kalau saya mundur, saya dijanjikan dapat surat pengalaman kerja. Tapi kalau saya kembali ke vendor, saya tidak akan diberikan surat pengalaman kerja. Saya terpaksa memilih mundur,” jelasnya.
UF menduga tekanan untuk mundur itu muncul tidak berkaitan dengan performa kinerjanya. Hal itu dibuktikan dengan hasil evaluasi kerja tiga bulan sebelumnya yang dinilai cukup memuaskan karena mencapai target yang diberikan.
Begitu juga dengan kontrak kerja UF dengan pihak bank yang baru berakhir pada November 2025 mendatang.
“Kalau alasannya karena kinerja, penilaiannya kan harusnya baru dilakukan pada triwulan kedua di bulan Juni. Ini belum waktunya. Alasan yang diberikan tidak masuk akal,” tambahnya.
Merasa mendapat perlakuan tidak adil dan tidak senonoh, UF berencana melaporkan kasus ini ke Dinas Tenaga Kerja dan menempuh jalur hukum.
Sebelumnya, UF mengaku mengalami pelecehan verbal yang diduga dilakukan oleh atasannya sendiri, FR. Dugaan tindakan tak senonoh itu dialami UF baik melalui pesan pribadi maupun saat berinteraksi langsung di ruang kerja FR.
“Dia bilang, boleh saya rasa lidahmu? Ini sangat merendahkan martabat saya sebagai perempuan. Perkataan cabul seperti ini sering dia lontarkan, makanya saya rekam untuk jadi bukti,” pungkasnya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak Bank Mandiri Baubau maupun FR sendiri.
Upaya konfirmasi sudah dilakukan, selain mendatangi Bank Mandiri, awak media ini juga sudah menghubungi melalui telepon seluler FR. Sayangnya pesan singkat konfirmasi tidak dijawab, dihubungi melalui sambungan telepon juga tidak direspon. (adm)