Dari Nada ke Hati”, Inovasi Dakwah Penyuluh Muda Sri Nur Ramadanah Tembus PAI Award Nasional 2025

BAUBAU, Rubriksultra.com — Di tengah riuhnya era digital, dakwah pun menemukan jalannya sendiri. Tak hanya dari atas mimbar atau pengajian di surau, tapi juga lewat layar ponsel dan alunan lagu. Di sanalah Sri Nur Ramadanah, seorang penyuluh agama muda dari Kota Baubau, menemukan panggilan sekaligus terobosannya.

Sri begitu ia biasa disapa menjadi satu dari tiga Penyuluh Agama Islam (PAI) yang mewakili Provinsi Sulawesi Tenggara pada ajang PAI Award Nasional 2025. Ia lolos pada kategori Metode Penyuluhan Baru, membawa gagasan yang unik dan menyentuh: “Dari Nada ke Hati”, sebuah pendekatan dakwah berbasis lagu religi dan teknologi kecerdasan buatan (AI).

“Lagu itu bukan cuma hiburan, tapi bisa jadi jalan menyentuh hati,” tutur Sri dengan mata berbinar saat ditemui usai pengumuman kelulusan seleksi nasional.

Ide besar itu bermula dari sesuatu yang sangat sederhana, namun mengusik nuraninya sebagai pendakwah. Saat mengunjungi kelompok binaan anak-anak di TPQ, ia mendapati mereka hafal lagu-lagu viral di media sosial, namun gagap saat diminta menyebut nama-nama Nabi.

“Saat itu saya sedih sekaligus tertantang. Kalau lagu bisa begitu cepat merasuk ke mereka, kenapa tidak saya manfaatkan untuk menyampaikan pesan dakwah?” kenangnya.

Dari sana, lahirlah proyek konten dakwah berbasis lagu religi yang digarapnya dengan sentuhan teknologi kekinian. Ia menulis lirik, menyusun melodi, hingga memanfaatkan AI untuk membuat lagu-lagu edukatif bertema keislaman.

Menurut Sri, perkembangan zaman tidak boleh menjadi alasan para penyuluh tertinggal. Justru teknologi harus dimanfaatkan sebagai jembatan dakwah yang lebih luas.

“Dakwah hari ini tidak cukup dari atas mimbar. Umat kini banyak yang belajar lewat konten digital. Kami para penyuluh harus bisa menjangkau mereka lewat medium yang mereka gunakan,” tegasnya.

Baca Juga :  141 Jamaah Haji Baubau Tiba di Tanah Air, Satu Orang Meninggal di Arab Saudi

Sri yang kini bertugas di KUA Kecamatan Betoambari Baubau mengaku, semangatnya dalam dunia dakwah tidak lepas dari sosok mendiang ayahnya, Drs. H. Muhammad.

“Almarhum bapak selalu berpesan, ‘sampaikan kebaikan sekecil apa pun dan jaga TPQ ini sebagai amal jariyah’. Pesan itu yang terus saya pegang,” ucapnya haru.

Di tengah kesibukannya, Sri pun tak lupa berterima kasih kepada suami, keluarga, dan jajaran pimpinan Kemenag Baubau yang terus mendukung langkah dan inovasinya.

Kepala Kantor Kemenag Kota Baubau, H. Mansur, menyampaikan kebanggaannya atas capaian Sri dan dua penyuluh lainnya yang menembus seleksi nasional.

“Sri Nur Ramadanah memiliki kinerja yang baik dan layak mendapat dukungan. Kami optimis ia bisa mengharumkan nama Kota Baubau dan Sultra di tingkat nasional,” ujarnya.

Sebagai bentuk dukungan, pihak Kemenag juga telah memberikan Surat Keputusan resmi yang mencantumkan penilaian kinerja baik terhadap Sri.

Bersama 24 finalis dari seluruh Indonesia di kategori Metode Penyuluhan Baru, Sri akan tampil dalam ajang puncak PAI Award 2025 yang digelar Juli mendatang. Total ada 205 peserta dari 33 provinsi yang bersaing dalam sembilan kategori.

Sri datang bukan hanya membawa karya, tapi juga harapan. Harapan agar dakwah bisa lebih membumi, mudah dipahami, dan menyentuh hati dari nada, untuk hati. (adm)

Facebook Comments