Sembilan Varietas Padi Lokal Butur Dapat Setifikat BPTP

Balai pengkajian teknologi Pertanian ( BPTP) Sultra memberikan sembilan tanda daftar varietas padi lokal Butur yang telah mendapat sertifikat. (FOTO ISTIMEWA)

Buranga, Rubriksultra.com – Upaya Pemkab Buton Utara (Butur) untuk memperkenalkan padi lokal ke tingkat nasional tidak sia-sia. Kementrian Pertanian (Kementan) melalui Balai pengkajian teknologi Pertanian (BPTP) Sultra telah memberikan sembilan tanda daftar varietas padi lokal Butur untuk mendapat sertifikat.

Kepala BPTP Sultra, Moh Asaad menyerahkan secara resmi sembilan sertifikat tersebut kepada Bupati Buton Utara, Abu Hasan di aula kantor BPTP sultra, Jumat 26 April 2019. Kata dia pemberian tanda daftar sebagai bagian perlindungan dan pelestarian varietas padi lokal di Indonesia.

- Advertisement -

“Allhamdulillah sembilan sertifikat varietas padi lokal Butur telah memiliki sertifikat semoga mendapatkan manfaat ekonomi atau royalty bila digunakan pihak lain,” ungkapnya.

Bupati Buton Utara Abu Hasan berharap, dengan pengembangan padi organik bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain beras organik Pemda Butur juga mengembangkan mete, kelapa dan rumput laut berbasis kawasan.

Buton Utara terdapat 22 jenis padi lokal yang sudah diteliti. Karena keterbatasan waktu dan tenaga serta fase tanaman yang harus disesuaikan, maka baru 9 varietas padi yang didaftarkan.

“Rencananya puluhan varietas padi lokal lainnya akannmenyusul untuk memperoleh sertifikat BPTP,” ulas Tenaga Ahli Bupati Butur Bidang Pertanian Perikanan, Musyida Arifin.

Saat ini, lanjut Musyira, Jepang sedang digalakkan pengembangan padi lokal yang biasa disebut beras kuno/antik dengan brand kinmimai yang dibanderol 1,4 juta rupiah per kg.

Beras ini memiliki kemiripan dengan beras lokal di Buton Utara. Jika beras Butur ini bisa dikembangkan sama dengan yg dilakukan oleh Jepang bisa dibayangkan berapa keuntungan petani dengan mengembangkan varietas lokal.

Dikatakan beras lokal telah dipasarkan dengan standar organik. Sebagai daerah pertama yang mendeklarasikan kabupaten organik di Indonesia, beras lokal organik Butur siap ekspor ke negara lain.

Baca Juga :  Jelang Pendaftaran Calon, Bawaslu Butur Maksimalkan Pengawasan

Keunggulan komparatif yakni pulen, dan aromatik serta tidak basi selama 4 hari tanpa perlakuan. Sejak akhir tahun 2017 Beras varietas lokal Butur ini telah dikembangkan seluas 1300 ha melalui subsidi pemerintah dengan standar organik,” ungkapnya. (adm)

Facebook Comments