BURANGA, Rubriksultra.com- Ketua Lembaga Pemerhati Infrastruktur Pedesaan (LPIP) Buton Utara (Butur), Zardoni dibuat geram akibat banyaknya keluhan warga atas pelayanan Puskesmas Kulisusu Barat. Tak hanya masalah pelayanan, stok obat untuk masyarakat sampai kehabisan alias kosong.
“Hari ini masyarakat Kulisusu Barat sudah resah dengan kondisi puskesmas. Mau berobat tidak ada obat, malah ada yang sakit disuruh pulang dan beli obat diluar, ini khan aneh,” kata Zardoni disalah satu lokasi di Butur, Rabu 12 Juni 2019.
Kata dia, kehabisan stok obat dan pelayanan tidak maksimal terhadap masyarakat adalah salah satu bentuk kegagalan manajemen kepala puskesmas dalam memimpin. Olehnya, Dinas Kesehatan Butur harus mengevaluasi kinerja kepala puskesmas
“Jika ditemukan kesalahan yang fatal, kami minta untuk dicopot,” pintanya.
Kepala Dinas Kesehatan Butur, Kasrul saat dikonfirmasi mengatakan, pengadaan obat direncanakan untuk kebutuhan satu setengah tahun. Satu tahun untuk pelayanan dan enam bulan untuk persiapan pengadaan.
“Jadi setiap Januari atau Februari obat itu sudah ada melalui proses pengadaan tadi. Nah, hingga masuk Juni ini saya kira masih ada persediaan obat di puskesmas,” katanya.
Pun demikian, Kasrul mengaku terkadang pihak puskesmas memilih diam bila stok obat sudah kosong. Hal ini menjadi bahan teguran untuk semua kepala puskesmas yang ada.
“Saya selalu tegur mereka (kepala puskesmas,red) bila stok obatnya sudah kosong. Biasanya mereka hanya diam saja,” katanya.
Dikatakan, seandainya stok obat sudah tak ada di gudang farmasi puskesmas, maka bisa mengambil tindakan dengan membeli obat tersebut. Pembelian obat bisa menggunakan anggaran kapitasi dengan alokasi tiga puluh persen.
“Ada kok anggarannya untuk membeli kekurangan obat. Tapi harus dengan rekomendasi dari Dinas Kesehatan. Mereka tidak bisa mengadakan sendiri tanpa rekomendasi itu dan tidak dengan pembelian secara besar-besaran. Saya sudah sampaikan ke puskesmas yang ada tentang langkah itu agar stok obat bisa dijaga,” katanya. (adm)
Penulis : Ilham
