Unidayan Baubau Ubah Strategi Studi Empiris Menjadi Praktek Cerdas di Lapangan

Wakil Rektor III Unidayan Baubau, Dr. H Andi Tenri berpose bersama mahasiswa Program pascasarjana Universitas Dayanu Ikhsanuddin (Unidayan) Baubau tahun ajaran 2017 usai seminar dan workshop studi empiris dengan tema inovasi pemerintah daerah dalam pelayanan publik di Metro Entertaint, Sabtu 31 Agustus 2019. (FOTO ISTIMEWA)

BAUBAU, Rubriksultra.com- Program pascasarjana Universitas Dayanu Ikhsanuddin (Unidayan) Baubau tahun ajaran 2017 mengubah strategi studi empiris yang merupakan perintah dari kurikulum pascasarjana. Bila sebelumnya studi empiris berbasis perguruan tinggi, maka pada 2019 ini strategi diubah ke arah praktek cerdas di lapangan.

Hal itu diungkapkan Wakil Rektor III Unidayan Baubau, Dr. H Andi Tenri usai membuka seminar dan workshop studi empiris dengan tema inovasi pemerintah daerah dalam pelayanan publik di Metro Entertaint, Sabtu 31 Agustus 2019.

- Advertisement -

“Studi empiris sendiri itu adalah perintah dari kurikulum pascasarjana. Jadi ini memang bagian dari pada kurikulum dan berkedudukan sama dengan mata kuliah dan ini setiap tahun kita lakukan,” katanya.

Hanya saja, kata dia, studi empiris tahun ini dikemas agak berbeda. Sebelumnya studi empiris ini berbasis perguruan tinggi semisal digelar di Univeritas Brawijaya Malang, Universitas Padjajaran Bandung, bahkan ke Universitas Kebangsaan Malaysia.

“Untuk tahun ini strategi kita ubah. Tidak lagi seperti tahun sebelumnya tapi berbasis kepada praktek cerdas dilapangan. Makanya kita memilih tempat yang dianggap pelayanan publiknya sudah baik dan ok, maka kita pilihlah Bantaeng,” katanya.

“Itu beda ya, kalau berbasis diperguruan tinggi sebatas perdebatan dan seminar. Kalau ini langsung praktek, bagaimana sih pelayanan publik yang baik itu,” tambahnya.

Tujuan dari strategi ini, lanjut Dr H Andi Tenri, selain representasi studi pascasarjana, juga diharapkan agar auotput dari kegaitaan itu bisa dibagi kepada stekholder yang terkait. Dalam hal ini pemerintah kabupaten/kota yang berkaitan dengan pelayanan publik.

Olehnya dalam workshop ini, pihaknya juga mengundang perwakilan pemerintah dari Kota Baubau, Kabupaten Buton, Busel dan Buteng. Ada empat Organisasi Perangkat Daerah yang diundang sesuai studi empiris yang digelar, yakni instansi yang terkait dengan perencanaan, pendapatan, kesehatan dan perizinan.

Baca Juga :  Monianse : Terimakasih Presiden Jokowi

“Besar harapan kita melalui pendekatan pengalaman studi empiris ini, hasilnya bisa dibagi pihak yang terkait. Tentu hal ini juga menjadi tujuan dari tri darma perguruan tinggi pengabdian. Kalau ada pelajaan cerdas yang mungkin baik diterapkan untuk pemerintah maka harus dipraktekkan untuk peningkatan pelayanan publik dan inovasi didaerah,” tandasnya.

Ketua panitia seminar, Edward Sanjaya menjelaskan, studi empiris merupakan penelitian yang berfokus meneliti suatu fenomena atau kedaan dari objek penelitian secara detail dengan menghimpun kenyataan yang terjadi serta mengembangkan konsep yang ada.

Salah satu isu sentral yang menarik untuk dijadikan bahan penelitian dalam perguruan tinggi, khususnya bagi administrasi publik adalah masalah pelayanan publik. Menurutnya, ada sebagaian daerah yang masih tertinggal dalam pelayanan publiknya, namun ada juga beberapa daerah yang maju dengan melakukan terobosan dan inovasi.

“Salah satunya adalah Kabupaten Bantaeng. Olehnya lokasi ini menjadi bahan penelitian kami khususnya keberhasilan dalam bidang kesehatan, keuangan, pariwisata, penanggulangan bencana dan masih banyak lagi. Kita harapkan hasil studi ini bisa dijadikan acuan pemerintah kabupaten/kota lain khususnya di Sultra dalam menerapkan inovasi dalam pelayanan publik,” katanya. (adm)

Penulis : Sukri Arianto

Facebook Comments