Simposium Budaya HUT Baubau ke-18, AS Tamrin Ingatkan Kebhinekaan

Wali Kota Baubau, Dr AS Tamrin saat membuka simposium budaya sebagai rangkaian HUT Kota Baubau ke-18 di baruga keraton, Selasa 15 Oktober 2019. (FOTO SUKRI)

BAUBAU, Rubriksultra.com- Wali Kota Baubau, Dr AS Tamrin resmi membuka simposium budaya sebagai rangkaian HUT Kota Baubau ke-18 di baruga keraton, Selasa 15 Oktober 2019.

Dalam giat budaya yang mengangkat tema “Menguak nilai-nilai budaya Sarapataanguna di era Milenaial” ini, orang nomor satu di Baubau itu mengingatkan tentang kebhinekaan.

- Advertisement -

“Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang paling majemuk dan memiliki keragaman mulai dari aspek geografis, etnis, sosial, kultural dan agama. Hal ini oleh pendiri bangsa diikat dalam Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan nasional,” kata Dr AS Tamrin.

Kata dia, salah satu keragaman bangsa adalah budaya spritual yang hingga kini masih bertahan di tiap daerah. Budaya merupakan unsur internal pemerintah yang menentukan makna dan arah pembangunan.

Doktor jebolan IPDN Jatinangor ini menjelaskan, ada beberapa dimensi yang perlu dilihat antara hubungan pembangunan dengan warisan budaya leluhur. Pertama adalah mental pembangunan.

“Pengembangan mental pembangunan memerlukan nilai-nilai budaya yang diaplikasikan dalam pribadi manusia, yakni nilai budaya yang berorientasi ke masa depan,” katanya.

Kedua emosi kemanusiaan. Kata dia, budaya antara satu daerah dan daerah lain berbeda-beda. Hal inipun perlu dilestarikan utamanya sikap sopan santun yang dilandasi oleh norma dan moral nilai budaya itu sendiri.

“Ketiga keterbukaan kultural. Artinya nilai-nilai budaya bisa disesuaikan dengan perkembangan zaman untuk menjawab tantangan global dalam menghadapi intervensi budaya luar,” katanya.

Berangkat dari semua, tambah AS Tamrin, masyarakat Buton jauh sebelumnya telah mengamalkan nilai budaya dalam kehidupan. Falsafah itu dikenal dengan istilah “Sarapataanguna”.

“Sarapataanguna ini dapat diartikan sebagai empat norma yang harus dipedomani oleh seluruh masyarakat Buton dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan berketuhanan,” katanya.

Baca Juga :  Pasutri Asal Baubau Bentuk Wajek Online Bantu Ekonomi Keluarga

Ia pun mengaku persoalan kebhinekaan di Indonesia masih terus terjadi. Menjadi penting agar semangat dan wawasan kebangsaan perlu dan terus diperkuat terutama pada diri generasi muda. (adm)

Penulis : Sukri Arianto

Facebook Comments