Kakek di Baubau Raih Gelar Sarjana Di Usia 85 Tahun, Rektor UM Buton Terharu

BAUBAU, Rubriksultra.com – Belajar merupakan perjalanan seumur hidup. Hal itu telah ditunjukan La Ode Muhamad Sidik, seorang kakek berusia 85 tahun yang berhasil meraih gelar sarjana di Universitas Muhammaddiyah Buton (UM Buton), Kota Baubau.

Laporan, Sukri Arianto

- Advertisement -

Prosesi rapat senat terbuka wisuda program sarjana angkatan XIV UM Buton yang berlangsung Sabtu, 16 November 2019 dipenuhi suasana kagum tamu dan para undangan yang hadir.

Diantara 919 mahasiswa, terdapat sosok La Ode Muhamad Sidik yang ikut duduk diantara barisan mahasiswa yang akan diwisuda. Secara kasat mata usianya sudah tak muda lagi.

Terlihat jelas ketika namanya disebutkan, LM Sidik mulai berdiri dan berjalan perlahan menuju para pejabat rektorat yang telah berjejer diatas panggung.

Tampak seorang petugas kampus bahkan harus membantunya berjalan melewati karpet merah sebelum mencapai panggung guna mengikuti proses pemindahan tali toga.

Rektor UM Buton, Dr Wa Ode Alzarliani terlihat terharu saat menyematkan tanda sarjana pada LM Sidik. “Inilah bukti bahwa menuntut ilmu itu tak mengenal batas usia,” ungkapnya.

Kegigihan yang dimiliki LM Sidik patut menjadi panutan di dunia pendidikan. Ia berhak menyandang gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dibelakang namanya atas kegigihannya itu.

“Gelar ini saya persembahkan untuk anak-anakku. Usiaku sekarang sudah 85 tahun,” kata La Ode Muhamad Sidik ditemui usai menjalani prosesi wisuda di gedung Graha Puspa.

Kakek yang memiliki sembilan orang anak ini lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,5. Ia lulus di Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan (FKIP) UM Buton setelah menyelesaikan ujian akhir dengan judul skripsi “Mengkaji sastra Indonesia dalam puisi Wolio Buton”.

Mempunyai 15 cucu dan 3 orang cicit, LM Sidik memulai bangku kuliah program sarjana jurusan bahasa sejak tahun 2012. Banyak kenangan yang terukir dalan tujuh tahun itu.

Baca Juga :  Tekan Inflasi, TPID Pantau Kondisi Harga di Pasar

“Alhadmulillah. Aktif saya masuk, apalagi banyak dosen adalah mantan murid saya. Banyak yang kami ceritakan,” kata pria yang beralamat di jalan Hayam Wuruk Nomor 110, Kelurahan Wameo, Kecamatan Batupoaro ini sambil tersenyum.

LM Sidik bercerita bila dirinya adalah seorang pensiunan guru sebelum memulai kuliah di UM Buton. Ia adalah guru bahasa Indonesia di SMPN 1 Baubau.

“Saya wisuda sudah dua kali. Pertama wisuda D-III di Unhalu (Sekarang UHO) tahun 1999 silam,” katanya.

Selain anak, motivasi dirinya kembali menempuh pendidikan didasari dari sabda Nabi Muhammad SAW. “Tuntutlah ilmu sampai ke liang lahat. Itu kata nabi,” ucapnya.

Ia juga mengenang pesan sang dosen saat masih menempuh kuliah program D-III di Unhalu tahun 1999 silam.

“Sampai saat ini pesan itu masih tercetak jelas ditelinga saya. Begini kata dosen saya waktu itu, tuntutlah ilmu sampai ke tanah china,” kenangnya.

Sukses mendapat gelar sarjana, tak lantas membuat langkahnya berhenti sampai disini. Ia mengaku masih akan melanjutkan program S-2 pada jurusan yang sama. “Tapi kalau ada uang,” ucapnya sambil tertawa.

“Saya hanya ingin tamatan sastra di UM Buton ini bisa lahir sebagai pujangga-pujangga Indonesia. Pujangga yang kelasnya setara dengan Taufik Ismail, Chairil Anwar dan lainnya. Mudah-mudahan di Baubau ada yang mewakili itu,” katanya.

Ia pun menitip pesan agar generasi sekarang untuk tetap semangat.Usia jangan dijadikan halangan untuk menuntut ilmu.(adm)

Facebook Comments