KENDARI, Rubriksultra.com- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar rapat koordinasi dengan Pertamina Region Kendari, Syahbandar Wilayah Kendari dan PT Pelayaran Dharma Indah, Selasa 14 Januari 2020.
Rapat koordinasi dipimpin langsung Ketua Komisi III DPRD Sultra, Suwandi Andi dan beberapa anggota dewan, diantaranya Abdul Salam Sahadia, Sudirman, Aksan Jaya Putra (AJP), La Ode Tariala dan Syahrul Said serta dihadiri beberapa perwakilan instansi terkait.
Ketua Komisi III, Suwandi Andi mengatakan, rapat tersebut untuk memperkuat koordinasi dengan beberapa instansi tersebut. Seperti sehubungan dengan rencana perluasan dan pembangunan depot Pertamina Region Kendari pada lahan aset Pemprov Sultra.
Kata dia, Pertamina berkeinginan agar aset tersebut dihibahkan. Namun hingga saat ini belum dikoordinasikan kepada pemerintah.
Perluasan depot bertujuan untuk menampung BBM sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Olehnya, pihaknya akan turun langsung ke lapangan untuk mengecek dan mengadakan pertemuan lanjutan untuk meminta penjelasan terkait lahan Pemprov akan di bangunkan depot penampung BBM.
“Karena kita tanya tadi perwakikan dari Pertamina, tapi yang dikirim disini orang yang tidak tahu masalah tersebut. Makanya diperlukan koordinasi lebih lanjut,” kata Suwandi Andi.
Selajutnya, berdasarkan hasil monitoring yang terjadi pada Pelabuhan Kendari didapati ketidaksesuaian jumlah penumpang atau over kapasitas muatan kapal. Hal ini dapat membahayakan keselamatan dan kenyamanan dalam pelayaran.
Dikatakan, keselamatan dan kenyamanan saat berada diatas kapal hingga sampai ketempat tujuan merupakan harapan rakyat. Olehnya, Syahbandar harus memperhatikan hal ini, apalagi kewenangan secara penuh untuk memberikan izin pelayaran kapal ada ditangan Syahbandar.
“Makanya rapat koordinasi hari ini untuk saling menguatkan dalam mencari solusi bagaimana meminimalisir supaya adanya over kapasitas kapal cepat tidak terjadi lagi,” tutupnya.
Kepala Syahbandar WIlayah Kendari, Benyamin Ginting menjelaskan, terkait dengan over kapasitas secara administrasi tidak ada. Tapi kenyataan diatas kapal tetap terjadi over kapasitas, dikarenakan sulitnya untuk mengakomodir kemauan penumpang.
“Dalam seminggu ini kami akan tertibkan mulai dari hulu sampa ke hilirnya. Tapi kita kembali menekankan kurangnya kesadaran dari penumpang yang masuk melalui pelabuhan kontainer, bisa loncat diatas pagar dan ini yang sulit kita tertibkan,” tutupnya. (adm)