BAUBAU, Rubriksultra.com- Pemerintah Kota Baubau berencana membangun rumah aman (Shelter) Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A). Shelter akan dibangun di 43 kelurahan yang ada di Kota Baubau.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A), Wa Ode Soraya mengatakan, setiap kelurahan nantinya mesti menyiapkan satu ruang untuk shelter ini. Setiap shelter akan disiapkan satu petugas ahli.
Shelter ini akan menjadi wadah penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Sebisanya kasus kekerasan bisa diselesaikan ditingkat kelurahan.
“Jadi kalau ada kasus maka yang tangani pertama di kelurahan. Kalau tidak bisa dimediasi ditingkat ini maka barulah diteruskan ke kami (DP3A Baubau),” kata Wa Ode Soraya.
Kata dia, perencanaan program ini sementara dalam proses. Diharapkan rencana ini sudah bisa dilaksanakan dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi.
“Ini rencana kami kedepan. Jadi setiap kelurahan itu ada satu ruang shelternya,”katanya.
Wa Ode Soraya menambahkan, saat ini DP3A baru memiliki dua orang tenaga psikolog. Jumlah ini diakui masih sangat kurang.
“Kalau dibilang kurang, tentu masih kurang. Sejatinya setiap kelurahan itu satu orang, tapi Alhamdulillah 67 kasus khusus 2019 lalu masih bisa tertangani dengan baik,” katanya.
Hal ini dikarenakan terdapat Satuan Tugas (Satgas) yang terdiri dari Lembaga Swadaya Mayarakat (LSM) dan perguruan tinggi yang ikut membantu. Satgas ini langsung diberikan SK oleh Wali Kota Baubau, Dr AS Tamrin.
“Mereka bagus kerjanya. Jadi kalau ada kasus mereka langsung turun membantu untuk menangani,” katanya. (adm)