Dua Alat Beroperasi, Sultra Bisa Deteksi Lebih 100 Sampel Corona Perhari

Ilustrasi Virus Corona. (Shutterstock/bar)

KENDARI, Rubriksultra.com– Dua alat deteksi virus corona yang dioperasikan di Sulawesi Tenggara (Sultra) diprediksi dapat mendiagnosa lebih 100 sampel perhari.

Sebelumnya, Dinas Kesehatan Provinsi Sultra telah mengoperasikan tes cepat molekuler (TCM). Pada Selasa 26 Mei 2020, akan mulai melakukan uji fungsi alat Polymerase Chain Reaction (PCR).

- Advertisement -

Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Sultra, La Ode Rabiul Awal menyatakan, sejak alat TCM dioperasikan, sudah ada hasil yang dikeluarkan.

“Yang sembuh kemarin itu ada hasil dari PCR Laboratorium Makassar dan dari TCM kita,” katanya.

Meski demikian, katrige PCM saat ini tersisa 14 unit. Sebanyak 120 alat yang disiapkan, diuji pada 106 spesimen.

“Tapi biasanya tiap minggu 60 dikirimkan. Sisanya untuk 14 itu, kita siapkan untuk hindari emergensi sekali, atau PDP yang mengalami kematian mendadak,” bebernya.

Ia menyebut, alat TCM ini bisa mendeteksi sampel antara 50 sampai 100 perharinya. Sedangkan PCR di bawah dari jumlah itu. Namun semua itu, tergantung kemampuan tenaga laboratorium yang bekerja non-stop.

“Tapi pasti petugas kita juga harus istrahat. Kasian juga mereka,” imbuhnya.

Untuk alat TCM, lanjut dia, bisa mendeteksi lebih cepat tak sampai satu jam. Sedangkan PCR sendiri, biasanya bisa mencapai 2-3 jam.

“Namun, kedua alat tersebut, tingkat akurasinya hampir sama,” tambahnya.

Dengan adanya dua alat ini, dapat dimungkinkan deteksi pasien yang terinfeksi virus corona dapat dilakukan lebih cepat dan banyak setiap harinya.

“Kalau digunakan duanya, akan maksimal penanganan,” tuturnya.

Meski demikian, alat ini tidak serta merta digunakan secara asal. Pengambilan sampel swab tenggorok tergantung ketajaman survelians dan berdasarkan telusur epidemologi faktor risiko.

“Kita berusaha menjaring sebanyak-banyaknya tapi tidak asal. Telusur epidemologi itu yang paling utama,” tuturnya.

Baca Juga :  Direktur Kesbangpol Kemendagri Jabat Pj Sekda Sultra

Untuk random semisal kepada masyarakat umum, bisa dimulai dengan rapid test secara masif. Jika ditemukan ada yang reaktif, maka bisa dimungkinkan untuk diswab langsung tergantung pertimbangan klinis yang dialami pasien. (adm)

Facebook Comments