LABUNGKARI, Rubriksultra.com- Wa Namia, perempuan kelahiran 1968 dari Desa Matawine, Kecamatan Lakudo mendapat sebuah kursi roda dari Bupati Buton Tengah (Buteng), H. Samahuddin. Pemberian ini berkat perjuangannya mengarungi kehidupan dibalik keterbatasan yang dimilikinya.
Laporan : Sukri Arianto.
Pagi, Senin 29 Juni 2020, jam digital di tangan kiriku menunjukkan pukul 09.20 WITa saat tiba di kantor Bupati Buteng. Mobil DT 1 Y sudah terparkir di depan gedung kantor.
Tak berselang lama, Bupati Buteng, H. Samahuddin beserta rombongan keluar dari dalam kantor. Sesaat langsung menaiki mobil dinasnya.
Hari itu, Bupati Buteng memiliki beberapa agenda penting. Diantaranya penyaluran bantuan Pemprov Sultra di Kelurahan Watulea dan Bombonawulu, Kecamatan Gu dan peninjauan lokasi pembangunan Polres Buteng.
Iring-iringan kendaraan dinas pun melaju. 10 menit berkendara, kendaraan berhenti tepat didepan kios kecil dengan beberapa orang sedang duduk santai disana.
Sadar yang turun dari kendaraan adalah seorang bupati, warga pun menyambut kehadiran orang nomor satu di Buteng itu dengan suka cita. Tak terkecuali Wa Namia.
Begitu tiba, Bupati Buteng, H. Samahuddin langsung mencari sosok Wa Namia. Dibantu beberapa ASN, H. Samahuddin mempersiapkan sebuah kursi roda untuknya.
“Mari coba kursi roda ini,” ucap H. Samahuddin ditengah pencariannya.
Wa Namia seakan tak percaya diberi kursi roda oleh bupati. Dengan tergopoh-gopoh, perempuan berusia 52 tahun itu menghampiri H. Samahuddin dengan keterbatasannya.
Air muka bahagia tak bisa disembunyikan Wa Namia dibalik masker biru yang dikenakannya. Matanya berkaca-kaca.
Dengan tenaga yang dimilikinya, Wa Namia mencoba kursi roda pemberian itu. Memutar roda menggunakan tangan dan berjalan sendiri di tengah jalan beraspal.
Wa Namia sambil memegang tangan H. Samahuddin berkomunikasi menggunakan bahasa daerah. Rasa syukur, ucapan terima kasih dan doa terucap dari bibirnya.
“Terima kasih, semoga pak haji (H.Samahuddin) sehat-sehat,” kata Wa Namia.
“Jaga diri baik-baik, semoga selalu sehat dan dimudahkan rezekinya,” timpal H. Samahuddin diujung pertemuan itu, lalu bergegas menghadiri agenda kegiatan selanjutnya.
Kepala Desa Matawine, Irwan mengatakan, Wa Namia mengalami cacat sejak lahir. Kedua kakinya tidak bisa digunakan untuk berjalan layaknya orang kebanyakan.
“Cacat bawaan, tapi dia (Wa Namia) punya seorang anak,” kata Irwan.
Hebatnya, Wa Namia pantang menjadi peminta-minta atau pengemis atas kondisinya. Dengan keterbatasannya, Ia membangun kios kecil di rumahnya.
“Kios tadi itu dibangun sendiri. Dari situlah sumber pendapatannya,” katanya.
Di tengah pandemi Covid-19 ini, Irwansyah mengaku bila Wa Namia adalah salah satu penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa. Sebab Wa Namia tidak masuk dalam daftar Program Keluarga Harapan (PKH).
“BLT-DD dia dapat. Tapi kedepan kita akan usulkan untuk menerima PKH karena yang bersangkutan belum terkaver,” katanya.
Usulan itu akan dilakukan sesegera mungkin untuk membantu perekonomian keluarganya. (adm)