RUMBIA, Rubriksultra.com – Ratusan massa yang tergabung dalam Aliansi Pemerhati Masyarakat Mata Oleo (APMM) Bombana melakukan aksi di depan Kantor Bupati Bombana. Massa aksi menuntut agar ada pemerataan perbaikan infrastruktur jalan penghubung di ibu kota Bombana dengan Kecamatan Mata Oleo, Senin 6 Juli 2020.
Dalam orasinya, massa aksi meminta Bupati Bombana, H. Tafdil agar hadir menemui mereka, namun tak berhasil. Massa aksi lalu memaksa masuk kedalam kantor bupati yang dihadang Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Bombana yang juga dibantu Anggota Polres Bombana.
“Kami mau ketemu bupati, hadirkan disini, selama kepemimpinan Tafdil, Infrastruktur jalan Poros Mata Oleo menuju ibu kota hingga saat ini memprihatinkan, rusak parah, berlumpur, tak layak untuk dilewati,” teriak salah satu koordinator lapangan.
Tak hanya pemerataan infrastruktur, massa juga meminta agar Bupati Bombana membentuk tim pengawasan dalam penanganan infrastruktur jalan poros kecamatan Mata Oleo.
Massa aksi lalu diterima Asisten III Setda Bombana, H. Engki. Kata dia, saat ini Bupati Bombana tak berada ditempat. Namun tuntutan massa aksi akan jadi atensi untuk disampaikan ke Bupati Bombana.
“Bupati Bombana sedang tidak ada di tempat. Terkait tuntutan masyarakat nanti kami sampaikan ke pak Bupati,” tuturnya.
Merasa tak puas, massa kembali melakukan aksi demonstrasi lanjutan di Kantor Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bombana. Dalam tuntutannya meminta pihak dinas PU memperlihatkan data penggunaan anggaran jalan poros kecamatan Mata Oleo ke ibu kota Bombana tahun 2015 hingga 2020.
“Kami minta tolong pihak PU perlihatkan penggunaan anggaran pengerjaan jalan poros Mata Oleo – Kasipute dari tahun 2015 hingga 2020,” tutur Asri, salah satu koordinator lapangan.
Ia juga meminta agar dinas PU memberikan keterbukaan informasi terkait data pembangunan infrastruktur jalan poros Kecamatan Mata Oleo.
Sekretaris PU, Rahmat mengatakan, tahun ini pihaknya sudah memporsikan anggaran pengerjaan jalan Kasipute – Lora – Bambaea hingga kurang lebih Rp 40 miliar.
Hanya saja, dalam proses pengerjaannya ada dua sumber anggaran yakni dana pinjaman daerah kurang lebih Rp 35 miliar dan dana DAK kurang lebih Rp 4 miliar.
“Dari dana tersebut, jenis pengerjaannya berbeda-beda, ada yang di aspal, pengerasan, dan tambal lubang pilihan,” bebernya.
Pihaknya berharap agar masyarakat bersabar karena proses pengerjaannya bertahap dan tidak serta merta langsung diaspal. Apalagj saat ini tanahnya masih labil dan berlumpur akibat musim hujan.
“Kami minta bersabar dulu, sekarang tananhya masih labil, olehnya itu kami pengerasan dulu baru di aspal/beton.”tutupnya. (adm)
Peliput : Agus. S