BURANGA, Rubriksultra.com- Pemerintah Kabupaten Buton Utara (Butur) menyebut anggaran pengembangan pertanian organik, salah satunya padi masih rasional. Program pertanian organik berupa pemberian bantuan yang langsung masuk di rekening petani untuk subsidi pembersihan lahan, penyediaan bibit dan sarana produksi (Saprodi).
Kepala Dinas Pertanian Butur, Sahrun Akri melalui rilisnya, Rabu 23 September 2020 menyatakan, program pengembangan lahan padi organik di Buton Utara digulirkan sejak tahun 2017. Tujuannya untuk mengoptimalkan lahan-lahan tidur yang ada di daerah.
Kata dia, pemerintah daerah melalui Dinas Pertanian Butur memberikan bantuan atau insentif untuk pengendalian gulma dan pemelihraan tanaman sebesar Rp 2,5 juta/ha.
Sahrun Akri menjelaskan, bila berbicara sampai sejauh mana tingkat kesejahteraan petani terkait dengan program ini, maka padi organik memiliki banyak keunggulan. Utamanya nilai jual yang lebih tinggi dengan padi non organik.
“Saya tidak mengetahui secara pasti sejauhmana pengaruh padi organik terhadap tingkat kesejahteraan petani. Tapi hal itu bisa dilihat dari data berapa Nilai Tukar Petani (NTP) di Buton Utara,” katanya.
Dinas Pertanian Butur, kata dia, hanya melaksanakan visi misi Bupati dan Wakil Bupati Buton Utara untuk meningkatkan serta mendorong tumbuhnya ekonomi kerakyatan secara kreatif dan produktif berdasarkan potensi sumberdaya lokal secra berkelanjutan.
“Tujuannya untuk meningkatkan pendapatan petani dari sektor-sektor ekonomi kerakyatan dengan indikator kinerja utama yakni peningkatan produksi tanaman pangan khususnya padi termasuk padi lokal Buton Utara,”terangnya.
Ia menambahkan, mengenai prospek pemasaran padi organik, hingga saat ini masih skala lokal. Artinya baru sebatas memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat dan sebagian ditangani oleh koperasi Konami yang ada di Buton Utara.
Tenaga Ahli Bupati Butur, Musyida Arifin merasa bersyukur program padi organik mendapat perhatian dari legislator. Itu tanda bahwa eksekutif dan legislatif secara bersama-sama bisa mengukur bersama pengembangan padi organik di Butur.
Kata dia, padi organik hanya salah satu program Pemda yang merupakan potensi lokal yang menjadi identitas masyarakat. Jika masalah dampaknya untuk masyarakat, seharusnya dipertanyakan kepada masyarakat yang menerima manfaat bantuan dari program padi organik.
“Bantuan ini langsung masuk ke rekening petani. Jadi kalau dikatakan menghabiskan anggaran, saya fikir masih rasional. Bahkan anggaran sebuah program kita masih jauh dari kata mencukupi, karena setiap tahun tidak pernah lebih dari 0,25 persen dari total APBD,”jelasnya.
Musyida Arifin menilai, sebuah program apalagi dengan anggaran kecil yang langsung disalurkan ke masyarakat akan lambat mencapai target ideal.
“Untuk data dimana lokasi padi organik silahkan dicek, karena datanya by name by addres. Semuanya rill dan langsung diterima oleh petani. Sekarang, sebagian masyarakat Buton Utara tdk bingung lagi ketika ditanya apa identitas Buton Utara adalah pertanian organik yang kita tahu pasarnya adalah pasar dunia,” katanya.
Dikatakan, pengembangan pertanian organik di Buton Utara saat ini mulai dilirik dunia internasional. Salah satunya dengan masuknya investasi mete organik dari salah satu perusahaan terbesar di Amerika yakni Red River Food.
“Ini adalah salah satu efek domino dari program organik yang sangat ditunggu oleh masyarakat. Selama ini program pemerintah yang menyentuh langsung masyarakat masih sangat kecil. Makanya perlu effort dan dukungan anggaran dari pemerintah untuk mensupport sektor utama terbesar penggerak ekonomi Buton Utara,” katanya.
Bahkan, kata dia, dengan program prrtanian organik, Buton Utara menjadi salah satu daerah di Indonesia yang diperhitungkan sebagai salah satu penghasil komoditas organik terbesar di Indonesia. Bahkan perusahaan internasion telah memilih Buton Utara untuk berinvestasi dari seluruh kabupaten yang ada di Indonesia.
“Semoga dengan masuknya perusahaan seperti Astra Internasional yang kemarin MoU dengan Pemda serta Red River Foods yang rencananya akan memasarkan mete organik Buton Utara di pasar Eropa dan Amerika bisa menjadi salah satu tolak ukur awal berkembangnya ekonomi Buton Utara,” katanya. (adm)
Penulis : Sri