27 Desa dan Kelurahan di Busel Jadi Lokus Penurunan Stunting

Rembuk stunting yang digelar secara virtual di aula kantor Bupati Busel, Kamis 25 Juni 2020. (Foto Istimewa)

BATAUGA, Rubriksultra.com- Pemerintah Kabupaten Buton Selatan (Busel) menetapkan 27 desa dan kelurahan menjadi lokasi fokus (Lokus) prioritas intervensi penurunan stunting. Kesepakatan ini lahir dari hasil keputusan rembuk stunting di aula kantor Bupati Busel, Kamis 25 Juni 2020.

Rembuk stunting ini digelar secara virtual melalui video conference zoom meeting yang dibuka Asisten III Bidang Administrasi Umum Setda Busel, La Asari. Giat dihadiri OPD terkait dan pemangku kepentingan lainnya.

- Advertisement -

“Dari rembuk stunting yang kita laksanakan, seluruh pihak menyepakati tiga keputusan bersama,” kata Asisten III Setda Busel, La Asari.

Kesepakatan pertama, kata dia, menetapkan 27 desa dan kelurahan prioritas intervensi stunting dan rencana program kegiatan serta kebutuhan pendanaan dalam kegiatan percepatan penurunan stunting terintegrasi di Buton Selatan.

Kedua, menyepakati rumusan yang tercantum dalam berita acara bersama untuk dijadikan bahan penyusunan rancangan akhir RKPD Busel tahun 2021.

“Dan ketiga menyepakati bahwa pemerintah desa dan kelurahan lokasi fokus akan meningkatkan alokasi kebutuhan pendanaan program dan kegiatan terkait dengan percepatan penurunan stunting dalam rancangan APBDes 2021,” katanya.

Dikatakan, dari hasil pemaparan rembuk stunting ini juga dihasilkan beberapa komitmen bersama. Diantaranya perbaikan manajemen alokasi anggaran atau perbaikan target lokasi intervensi sesuai dengan sebaran prevalensi stunting dan kesenjangan cakupan intervensi.

Selain itu, perbaikan manajemen layanan untuk memastikan layanan menjangkau rumah tangga 1.000 HPK. Perbaikan koordinasi antara OPD serta antara kabupaten dan desa.

“Serta perbaikan manajemen data stunting dan cakupan intervensi,” tandasnya. (adm)

Berikut daftar desa dan kelurahan lokasi fokus penurunan stunting Kabupaten Buton Selatan,:

1. Kecamatan Batauga,:
a. Lawela, jumlah 37 kasus dengan persentase prevelensi stunting 88,10 persen.
b. Majapahit, jumlah 56 kasus dengan persentase prevelensi stunting 64,37 persen.
c. Laompo, jumlah 78 kasus dengan persentase prevelensi stunting 57,78 persen.
d. Busoa, jumlah 27 kasus dengan persentase prevelensi stunting 52,94 persen.
e. Masiri, jumlah 35 kasus dengan persentase prevelensi stunting 41,18 persen.

Baca Juga :  Sudah 35 Peserta Lulus Passing Grade di Busel

2. Kecamatan Batu Atas,:
a. Taduasa, jumlah 23 kasus dengan persentase prevelensi stunting 38,98 persen.
b. Batu Atas Timur, jumlah 25 kasus dengan persentase prevelensi stunting 30,12 persen.

3. Kecamatan Kadatua,:
a. Lipu, jumlah 34 kasus dengan persentase prevelensi stunting 45,33 persen.
b. Marawali, jumlah 20 kasus dengan persentase prevelensi stunting 43,48 persen.
c. Kaofe, jumlah 20 kasus dengan persentase prevelensi stunting 37,04 persen.

4. Kecamatan Lapandewa,:
a. Lapandewa Kaindea, jumlah 28 kasus dengan persentase prevelensi stunting 30,43 persen.
b. Burangasi Rumbia, jumlah 28 kasus dengan persentase prevelensi stunting 24,56 persen.
c. Burangasi, jumlah 32 kasus dengan persentase prevelensi stunting 22,38 persen.

5. Kecamatan Sampolawa,:
a. Bahari I, jumlah 30 kasus dengan persentase prevelensi stunting 39,47 persen.
b. Sandang Pangan, jumlah 26 kasus dengan persentase prevelensi stunting 38,81 persen.
c. Katilombu, jumlah 44 kasus dengan persentase prevelensi stunting 29,33 persen.
d. Wawoangi, jumlah 28 kasus dengan persentase prevelensi stunting 20,44 persen.

6. Kecamatan Siompu,:
a. Waindawula, jumlah 27 kasus dengan persentase prevelensi stunting 36,99 persen.
b. Wakinamboro, jumlah 29 kasus dengan persentase prevelensi stunting 34,52 persen.
c. Batuawu, jumlah 31 kasus dengan persentase prevelensi stunting 32,29 persen.
d. Lontoi, jumlah 30 kasus dengan persentase prevelensi stunting 23,26 persen.

7. Kecamatan Siompu Barat,:
a. Mokobeau, jumlah 29 kasus dengan persentase prevelensi stunting 50,00 persen.
b. Mbanua, jumlah 56 kasus dengan persentase prevelensi stunting 48,70 persen.
c. Kamoali, jumlah 49 kasus dengan persentase prevelensi stunting 47,12 persen.
d. Katampe, jumlah 45 kasus dengan persentase prevelensi stunting 44,55 persen.
e. Kamaninggara, jumlah 63 kasus dengan persentase prevelensi stunting 38,41 persen.
f. Molona, jumlah 44 kasus dengan persentase prevelensi stunting 33,59 persen.

Facebook Comments