JAKARTA, Rubriksultra.com- The State of Global Islamic Economy Report 2020/2021 kembali diluncurkan di 11 negara. Indonesia menjadi negara pertama penerima peluncuran.
Chairman Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC), Sapta Nirwandar menyatakan, laporan ini dibuat oleh lembaga research Dinar Standard. Laporan akan diluncurkan di negara tempat research ini dilakukan di UEA pada Senin, 16 November 2020.
“Indonesia menjadi negara pertama penerima peluncuran report pada Selasa, 17 November 2020. Disusul Malaysia, Rabu 18 November 2020, Maroko 19 November 2020, Spanyol, Senin 23 November 2020, Nigeria 25 November 2020, India 26 November 2020, Singapore 2 Desember 2020, London 15 November 2020, Turki 23 Desember dan Jepang 26 Januari 2021,” kata Sapta Nirwandar melalui rilisnya, Minggu 15 November 2020.
Kata dia, peluncuran tahun ini istimewa mengingat kondisi pandemi global yang telah menggeser kenormalan baru. Keistimewaan tersebut tidak hanya terkait konten laporan yang diluncurkannya, tetapi juga bagaimana prosesi peluncuran ini dilakukan.
Pada tahun sebelumnya, peluncuran laporan ini dilakukan dalam prosesi pertemuan antara Lembaga reset dan pengguna hasil riset. Namun kali ini peluncuran dilakukan secara hybrid dan konsekutif.
Hybrid artinya kegiatan yang memadukan pertemuan maya dan pertemuan nyata. Pertemuan maya secara virtual online, menjadi istimewa karena secara maya kegiatan ini dilakukan di 11 negara secara berurutan (Consecutive).
Sementara pertemuan nyata (Offline) di Jakarta dilaksanakan pada Selasa, 17 November 2020 bertempat di Hotel Raffles, Kuningan Jakarta. Dalam pertemuan yang masih mengedepankan kepatuhan protokol kesehatan dalam masa pandemi, akan menghadirkan 30 pimpinan dan lembaga penggerak ekonomi Islam Indonesia.
Mulai dari MUI, KNEKS, MES,
IAEI, NU, Muhammadiyah, Universitas-universitas terkemuka di Indonesia yang saat ini telah memilih konsentrasi penjurusan keilmuan Ekonomi dan Bisnis Syariah, Seperti IPB, Unpad, IAIN seluruh Indonesia dan kampus-kampus universitas terkemuka lainnya.
Selanjutnya pelaku ekonomi halal dari sejumlah sektor halal berkembang seperti makanan dan minuman, modest fashion, farmasi, kosmetik, pariwisata, media dan rekreasi akan bergabung dalam acara. Ditargetkan kehadiran peserta pada event maya mencapai
1.000 peserta. Selain itu juga dihadiri peserta-peserta hybrid dari 11 negara lainnya.
Keistimewaan lainnya yang dihadirkan pada peluncuran Global Islamic Economy Report 2020/2021 yang
dilaksanakan di Indonesia adalah kesediaan Wakil Presiden Republik Indonesia KH. Ma’ruf Amin. Hal ini menandakan keseriusan Indonesia untuk mendedikasikan
pengembangan ekonomi halal. Bukan saja untuk berkembang di Indonesia, tetapi bercita-cita menjadi pemimpin ekonomi halal dunia.
Keberadaan Indonesia dalam kancah
perekonomian global seperti menjadi satu-satunya negara di kawasan Asia Tenggara yang masuk dalam kelompok negara G-20. Sehingga tidak menutup kemungkinan Indonesia akan menjadi ranking teratas besar negara pemimpin perekonomian islam global.
Ditahun sebelumnya Indonesia berada di peringkat 5 karena posisi Indonesia lebih sebagai negara konsumen. Namun dengan keseriusan pemerintah Indonesia, menjadi kemungkinan dan menjadi semangat bersama untuk Indonesia menjadi negara produsen
produk halal terbesar dunia, sehingga menjadi negara yang memimpin perekonomian islam dunia. Bonus demografi muslim bukan hanya berperan dalam fungsi konsumsi, tetapi juga berperan dalam fungsi produksi.
“Tahun ini pencapaian besar Indonesia akan diumumkan oleh Dinar Standard, yang proses panjang penelitiannya ini didanai oleh Dubai Islamic Economy Development (DIEDC) yang berdiri di tahun 2013, dan merupakan Lembaga pemerintahan UEA yang telah
memimpin transformasi pembangunan perekonomian Dubai,” katanya.
Lembaga setingkat kementerian ini memiliki tanggung jawab dalam menentukan investasi pembangunan
Dubai, UEA dan penentu kebijakan pembangunan perekonomian Islam dunia. Untuk itu CEO DIEDC H.E. Abdulla Muhammad Al Awaar, juga memastikan kehadirannya dalam peluncuran report prestasi Indonesia kepada Wakil Presiden Republik Indonesia, K.H
Ma’ruf Amin.
“Setiap tahunnya IHLC berkolaborasi dengan Dinar Standard untuk meluncurkan report terpercaya dalam ekonomi islam. Mengingat laporan inilah yang menjadi rujukan dan menjadi masukan dan usulan untuk pembuatan kebijakan pengembangan ekonomi Islam di Indonesia,” katanya.
Apa dan bagaimana arah pembangunan bisa dilakukan. Untuk itu dalam rangkaian peluncuran ini akan dihadirkan laporan Best Practice Indonesia dalam pengembangan
sektor-sektor potensial berkembang majunya perekonomian Islam. Seperti Sektor Keuangan, LinkAja yang merupakan perusahaan keuangan berbasis teknologi (Fintek) siap
untuk berbagi kisah semangat suksesnya.
Dilanjutkan dengan upaya Bank Rakyat Indonesia dalam menaik kelaskan mtra-mitra UMKM binaannya untuk maju dalam pentas produk berkualitas skala global. Tidak ketinggalan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia yang merupakan sektor yang dapat menjadi penggerak perekonomian islam Indonesia yang
siap tampil di panggung Internasional. Didukung dengan potensi makanan halalnya yang dapat menjadi alasan wisatawan muslim berkunjung ke Indonesia, serta surga belanja
modest fashion yang telah dirajai oleh Indonesia.
Selanjutnya Sapta Nirwandar, Chairman Indonesia Halal Lifestyle akan memandu acara Report Talks yang dihadiri sejumlah pakar ekonomi Islam diantarnya Gunawan Yasni, Munifah Syahwani dan Irfan Syauqi Beik di tempat peluncuran nyata (offline) yang bertempat di Hotel Raffles Kuningan Jakarta, yang telah dipilih Raja Salman menjadi hotel selama kunjungan kenegaraannya beberapa tahun lalu.
Report talk dilakukan untuk menemu
pahami lebih dalam point-point penting tindak lanjut yang Indonesia dapat lakukan bersama berdasarkan dari hasil capaian yang dilaporkan dalam State of Islamic Economy Report 2020/2021. (adm)