BAUBAU, Rubriksultra.com– Pemerintah Kota Baubau telah melakukan rapat kerja dengan pihak Bandara Betoambari bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Baubau di kantor DPRD Baubau, Rabu 6 Januari 2020. Kesimpulannya, butuh 74 hektare lagi untuk pengembangan bandara yang representatif.
Anggota DPRD Baubau, La Ode Yasin mengungkapkan, semua pihak optimis bandara bakal dikembangkan sesuai masterplan. Apalagi Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), H. Ali Mazi pernah menyampaikan kepada Kepala Bandara Betoambari terkait dukungan pengembangan.
“Itu artinya Gubernur sudah kasih sinyal baik. Makanya tadi hasil rapat kita, tindaklanjutnya akan kita lakukan pertemuan kembali dengan Pemprov Sultra untuk bersama memecahkan solusi soal pembebasan lahannya. Kita siapkan lahan, pemerintah pusat kucurkan anggaran,” ungkap La Ode Yasin.
Kata dia, sudah menjadi kewajiban semua pihak pemerintah struktural untuk menyiapkan lahannya. Terlebih berdasarkan data, dinamika Kota Baubau begitu tinggi dan cepatnya akselerasi recovery penerbangan bisa menjadi nilai plus untuk diperhitungkan pemerintah pusat merealisasi anggarannya.
“Kewajiban kita tuntaskan lahan 2.000 meter sudah selesai. Mudah-mudahan ditahun 2021 ini pemerintah pusat mengucurkan anggaran untuk memperpanjang runwaynya,” ungkapnya.
Akan tetapi, masih butuh 74 hektare lagi disisi barat sehingga mejadi prioritas untuk dibebaskan lahannya. Sebab apron bandara saat ini tidak bisa lagi dikembangkan.
Tugas pemerintah daerah adalah memikirkan anggaran pembebasan lahannya, mengingat kawasan 74 hektare itu mencakup sebagian lahan yang sudah berdiri bangunan. Olehnya, pemerintah harus berperan aktif mensosialisaikan kepada masyarakat untuk tidak membangun diarea kawasan prioritas pengembangan bandara tersebut.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Baubau, H. Idrus Taufik Saidi menjelaskan, Baubau memiliki letak yang strategis, sebab menjadi daerah hinterland dimana sebagai pintu masuk jalur destinasi wisata bawah laut Wakatobi atau destinasi-destinasi wisata di Kabupaten lainnya.
“Untuk mendukung penerbangan domestik serta investasi dan lainnya memang tidak bisa dipungkiri kalau runway bandara betoambari saat ini belum cukup dengan 1.800 meter saja. Dibutuhkan kebijakan regulasi dan dokumen antara lain masterplan untuk bisa masuk pesawat Boeing atau Bombardier,” jelasnya.
Disamping itu, clean and clear lahan sudah secepatnya disiapkan oleh pemerintah daerah, serta dukungan revisi tata ruang wilayah guna mendukung pengembangan bandara kedepannya.
“Sebab, untuk mencapai masterplan yang representatif dengan runway 2.500 hingga 3.000 meter kita butuh lahan kurang lebih 74 hektare,” imbuh Idrus.
Kata dia, agar masyarakat bisa menikmati bandara yang representatif kedepannya, diharapkan dukungan moril Gubernur Sultra, Ali Mazi.
“Kita optimis secara bertahap Insya Allah bisa tuntas. Sebagai penerima manfaat kota hinterland kesiapan kita upayakan 2.000 meter dulu untuk bisa nyamannya masuk pesawat. Sementara 74 hektare tadi kita siapkan sudah termasuk terminal cargo yang representatif dan suka tidak suka mau tidak mau harus kita upayakan,” tutupnya. (adm)
Laporan : Ady