Nasib Nenek Jaharia, Gantungkan Hidup di Kebun Kelapa yang Kini Penuh Lumpur

Suasana kebun kelapa milik nenek Juharia (76), warga Desa Pongkalaero, Kecamatan Kabaena Selatan, Kabupaten Bombana yang kini dipenuhi lumpur. (Foto Agus)

RUMBIA, Rubriksultra.com- Sungguh malang nasib nenek Jaharia (76), warga Desa Pongkalaero, Kecamatan Kabaena Selatan, Kabupaten Bombana ini. Nenek yang kesehariannya menggantungkan hidup dari hasil kebun kelapa, kini hanya bisa mengelus dada dan pasrah.

Pasalnya, kebun kelapa miliknya tak seperti dulu lagi. Hamparan pohon kelapa itu kini penuh dengan lumpur.

- Advertisement -

“Saya tidak bisa lagi nikmati hasilnya, seharusnya sekarang sudah 2 kali panen,”tutur nenek Jaharia saat ditemui di kediamannya, Selasa 19 Januari 2021.

Nenek Juharia yang ditemani adik perempuannya yang tak begitu beda jauh usia dengannya itu lantas bercerita. Ia berkisah, lumpur setebal 30 hingga 40 centimeter itu sudah ada sekitar sebulan lamanya dan mengendap hampir menutupi seluruh area kebun.

Selain itu kondisi medan yang licin membuat buruh panjat tak berani dan tak mau mengambil risiko. Sekali pun bisa dipanjat, sangat menyulitkan bagi dirinya untuk memungut kelapa yang sudah dipetik apalagi dirinya kini sudah tak muda lagi.

“Tidak ada yang berani petik karena licin, bahkan buah yang jatuh sendiri tidak bisa lagi diambil karena kondisi kebun yang dipenuhi lumpur,”tuturnya.

Dulu, kata sang nenek, dalam sekali panjat, kebun kelapa miliknya bisa menghasilkan 4-5 ribuan buah kelapa. Sebab pohon kelapa miliknya berjumlah sekitar 180 pohon.

Dari pohon kelapa itulah ia menggantungkan hidupnya. Namun kini, ia tak bisa berbuat apa-apa lagi, ia hanya bisa menggantungkan hidupnya dengan sedikit bantuan Covid-19 dari pemerintah Desa.

“Cuma ada bantuan dari pemerintah desa, walaupun sedikit, namun saya sangat bersyukur,”pungkasnya.

Arifudin, salah satu tetangga nenek Jaharia menambahkan, kondisi kebun sang nenek sangat memprihatinkan. Ia pun menegaskan bila kondisi ini disebabkan murni dari dampak aktifitas tambang.

Baca Juga :  13 Rumah di Bombana Rusak Diterjang Angin Puting Beliung

“Kondisi semacam ini baru terjadi. Itu murni dampak dari aktifitas tambang. Saya sudah pernah mendatangi perusahaan itu namun pimpinannya tidak ada di tempat,”tuturnya.

Ia berharap, ada ganti rugi atas dampak yang sudah ditimbulkan dari pihak perusahaan.

“Nenek Jaharia inginkan ada ganti rugi atas dampak yang ditimbulkan, “pungkasnya. (adm)

Laporan : Agus Saputra.

Facebook Comments