BAUBAU, Rubriksultra.com- Benteng Keraton Buton merupakan peninggalan masa lampau yang perlu dilestarikan. Oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI, situs ini tengah dibahas sebagai salah satu cagar budaya nasional.
“Alhamdulillah, saat ini sedang membahas penetapan kawasan Benteng Keraton Buton sebagai salah satu peringkat cagar budaya nasional. Bila itu ditetapkan, maka lebih mudah untuk mengembalikan nilai dan konsep kawasan Benteng Keraton Buton seperti masa lampau,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Baubau, Ali Arham.
Hal itu juga memungkinkan adanya anggaran dari Pemerintah Pusat. Misalnya bila benteng mengalami kerusakan, maka bisa diusulkan ke pemerintah pusat untuk diperbaiki.
Apalagi, saat ini tampak beberapa peninggalan bersejarah di kawasan Benteng Keraton Buton kondisinya perlu diperbaiki seperti beberapa Lawa dan Baluara.
“Selain itu dari sisi kepariwisataan juga butuh penataan dengan tujuan agar kawasan ini terjaga kebersihannya supaya wisatawan juga tertarik untuk berkunjung. Makanya nanti kita akan adakan pertemuan dengan semua OPD agar sama-sama mengambil peran sesuai tupoksi masing-masing melestarikan peninggalan sejarah kita ini,” tuturnya.
Ali Arham mengaku saat ini Pemerintah Kota Baubau sedang menggarap toponimi kawasan Benteng Keraton Buton masa lampau. Mulai dari tempat, bangunan sampai pada tumbuhan endemik.
“Tujuannya memberikan pengetahuan kepada generasi muda tentang tempat-tempat dikawasan Benteng Keraton Buton agar memahami dengan baik sejarah daerahnya,” ungkap Kepala Dinas Pariwisata Kota Baubau, Ali Arham, di Kantornya belum lama ini.
Ali Arham menyebutkan bahwa di Benteng Keraton pada masa lampau terdapat sembilan Limbo, yang hari ini sudah tidak ada. Seperti Limbo gundu-gundu, limbo Melai dan Limbo Baluwu itu dimana letaknya?
“Nah itu coba kita kembalikan, kendatipun lokasi itu saat ini ada dalam satu kawasan di kelurahan Melai,” sebutnya.
Selain itu, imbuh Ali, kampung-kampung lama juga coba dikembalikan dengan dibuatkan denahnya. Tempat dan bangunan bersejarah dikawasan Benteng Keraton-pun diupayakan untuk dijaga kelestariannya.
Bahkan, pohon asam atau dalam bahasa Buton disebut “Puuna Sampalu” adalah salah satu tumbuhan endemik yang ada dikawasan Benteng Keraton Buton tak luput menjadi perhatian untuk dilestarikan. Buahnya juga akan ditingkatkan produktivitasnya.
“Menurut yang saya baca, rupanya tanaman ini dibawa oleh Syeikh Abdul Wahid seorang penyebar ajaran agama islam, dimana setiap tempat beliau berdakwa selalu bawa tumbuhan ini. Itu menandakan sejarah bahwa bukan orang Buton yang menanam pohon itu awalnya,” pungkasnya. (adm)
Laooran : Ady