Pulau Masudu Bombana Rawan Bencana, BPBD: Tidak Boleh Lagi Tinggal Disitu

Banjir rob yang menerjang pemukiman warga di Pulau Masudu tepatnya Dusun IV Desa Terapung, Kecamatan Poleang Tenggara, Kabupaten Bombana, pada 2 April lalu. (Foto Agus)

RUMBIA, Rubriksultra.com- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bombana memetakkan Pulau Masudu, Desa Terapung, Kecamatan Poleang Tenggara sebagai daerah rawan bencana. Warga telah diimbau agar tidak boleh lagi bermukim di pulau itu.

Beberapa waktu lalu, tepatnya 2 April 2021, bencana banjir rob kembali menerjang pulau itu. Sedikitnya tiga rumah menjadi korban dan hingga saat ini belum mendapat bantuan dari pemerintah daerah.

- Advertisement -

Kepala BPBD Bombana, Andi Syarifuddin mengatakan, bantuan tidak dapat diberikan karena terkait kebijakan pemerintah daerah, meskipun ada usulan dari pemerintah desa.

“Kalaupun ada usulan dari pemerintah desa untuk membantu korban di dusun Pulau Masudu, kita tidak bisa bantu karena bertentangan dengan kebijakan Pemda terkait pelarangan menempati wilayah itu, karena dianggap berbahaya. Pemukiman di Pulau Masudu harus segera dikosongkan,” katanya.

Kata dia, pemerintah pernah merelokasi warga pada 2013 lalu dengan pertimbangan bahwa wilayah itu rawan akan bencana alam. Namun, warga dua dusun di pulau itu tetap bertahan hingga saat ini.

“Sudah kita bantu merelokasi, tapi mereka kembali lagi menempati wilayah itu, padahal sudah ada penegasan tidak boleh lagi tinggal disitu karena rawan bencana,” tandasnya.

Salah satu warga, Jusman mengaku wilayah yang mereka tinggali memang kerap dilanda banjir rob. Namun, sejumlah warga yang berdiam di wilayah itu mengaku nyaman tinggal di pesisir.

“Kita rasa aman dan nyaman disini, hanya warga meminta dibuatkan tanggul saja agar mencegah banjir rob tidak terjadi lagi,” katanya.

Kata dia, banjir rob yang terjadi beberapa waktu lalu merupakan bencana terparah yang terjadi semenjak 2011 silam. Kini, aktifitas warga yang keseluruhannya berprofesi sebagai nelayan sudah kembali normal.

Jusman mengaku pada 2013 lalu, pemerintah setempat pernah merelokasi warga pulau. Namun tempat yang disiapkan tidak sesuai dengan harapan warga.

Baca Juga :  Tekan Stunting, PKK Bombana Hadirkan Inovasi GEROBAK DAHSAT

“Sebab mayoritas warga kami ini adalah nelayan, akhirnya saat itu sebagian kembali mendiami rumahnya di pulau, karena mereka rasa sudah nyaman,” katanya. (adm)

Penulis : Agus Saputra

Facebook Comments