BATAUGA, Rubriksultra.com– Langkah percepatan penurungan angka stunting yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Buton Selatan mulai menunjukan hasil. Berdasarkan pengukuran periode 2021, terjadi penurunan prevalensi stunting menjadi 25,14 persen dari tahun sebelumnya diangka 33,87 persen.
Kepala Dinas Kesehatan Busel, La Ode Budiman menjelaskan, penurunan prevalensi stunting ini dipengaruhi membaiknya konvergensi lintas sektor yang terlibat dalam penanganan stunting.
“Yang paling menonjol dari membaiknya intervensi gizi adalah intervensi gizi spesifik, dimana hampir semua desa sudah menganggarkan pemberian PMT baik pada bumil (Ibu Hamil) maupun baduta (Bayi dibawah 2 tahun),” katanya.
Dalam rangka tahapan aksi 7 konvergensi percepatan pencegahan dan penurunan stunting, hasil pengukuran pertumbuhan dan angka prevalensi stunting tersebut rutin dipublikasikan. Utamanya melalui media penyebaran informasi mulai dari tingkat desa, kecamatan hingga ditingkat kabupaten agar diketahui masyarakat.
Tujuan dari pengukuran dan publikasi stunting yakni untuk mengetahui status gizi anak sesuai umur serta mengukur prevalensi stunting mulai tingkat desa, kecamatan dan kabupaten secara berkala kemudian informasinya disebarluaskan.
Kata dia, untuk Kabupaten Busel terdapat 27 desa Lokus yang tersebar di 7 kecamatan. Publikasi dilakukan menggunakan media spanduk atau x-banner di tiap kecamatan dan desa.
“Berdasarkan hasil pengukuran per kecamatan diketahui untuk Kecamatan Batauga menurun menjadi 12,04 persen, Batuatas 41,30 persen, Kadatua 34,45 persen, Lapandewa 24,61 persen, Sampolawa 21,55 persen, Siompu 22,28 persen, dan Kecamatan Siompu Barat 29,10 perse,” tutupnya. (adm)