13,8 Hektare Sawah di Baubau Terancam Puso

Suasana areal persawahan di Kelurahan Ngkaring-Ngkaring, saat terendam air akibat cuaca ekstrem pada Senin 21 Februari 2022 lalu. (Foto Istimewa)

BAUBAU, Rubriksultra.com- Sekitar 1.200 hektare areal persawahan di Kota Baubai terendam banjir saat cuaca ekstrem yang terjadi pada Senin 21 Februari 2022 kemarin. 13,8 hektare diantaranya terancam puso atau rusak, sementara satu hektare lainnya hanyut terbawa arus air.

“Untuk sementara hasil pemantauan kami ada sekitar 14 hektare terdampak pasca terendam banjir. Satu hektare terbawa banjir di area persawahan Loko Kelurahan Kampeonaho dan 13,8 hektare di Kelurahan Tampuna terancam rusak,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Baubau, Muhammad Rais, di kantornya, Rabu 23 Februari 2022.

- Advertisement -

Area persawahan yang terendam banjir diakibatkan tingginya intensitas curah hujan yang mengguyur Baubau sejak Minggu malam, 20 Februari 2022.
Rata-rata padi yang terendam banjir masih berumur sekitar satu bulan dan sebagian baru 10 hari tanam.

“Awalnya kita ragu dengan padi usia 10 hari itu akan terbawa arus, namun setelah air surut ternyata kondisinya hanya rebah, tidak sampai tercabut akarnya kemudian sebagiannya lagi terendam lumpur. Untungnya masih fase pertumbuhan vegetatif, seandainya padinya sudah mulai berbunga, maka semua akan rusak,” katanya.

Sementara untuk satu hektare padi yang terbawa banjir karena petani menanam benih menggunakan mesin rice transplanter. Benihnya ditanam dahulu di atas media terpal plastik sehingga semuanya hanyut.

Kabid Ketahanan Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Baubau, Muhammad Safari Azali menambahkan, selama beberapa hari ke depan perkemangan pertanian akan terus dipantau. Langkah antisipasi yang ditawarkan dengan meminta petani melakukan penyulaman atau menggantikan tanam padi yang hanyut atau terancam gagal tumbuh dengan benih padi baru.

Ditanya mengenai total kerugian petani, Muhammad Safari belum bisa merinci seberapa besar total kerugian petani.

Baca Juga :  Digeser Kota Kendari, Baubau Turun Peringkat Tiga

“Kita masih memantau beberapa hari ke depan. Data sementara persawahan di Kelurahan Ngkaring-karing, Liabuku, Waliabuku, Palabusa dan Kantalai masih aman. Sementara di daerah Kelurahan Tampuna ada 76 hektare, 13,8 hektare diantaranya terancam rusak,” tandasnya.

Kata dia, kejadian semacam ini baru lagi terjadi setelah 10 tahun lalu. Menurut pengakuan petani-petani kondisi semacam itu sudah lazim dialami.

“Sehingga mereka punya langkah antisipasi sendiri, salah satunya sistem penyulaman,” pungkasnya. (adm)

Laporan : Ady

Facebook Comments