LABUNGKARI, Rubriksultra.com- Bupati Buton Tengah (Buteng), H. Samahuddin memiliki motivasi besar membangun daerah yang dipimpinnya. Melalui tangan dinginnya, daerah yang mekar dari Kabupaten Buton pada 2014 silam ini telah banyak menunjukkan kemajuan.
Pembangunan yang digagas H.Samahuddin pun tak terlepas dari nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Buteng yang merupakan daerah lumbung para ulama. Nuansa Islam yang masih sangat kental dalam sendi kehidupan masyarakat menjadi pegangan H.Samahuddin untuk menonjolkan pembangunan bernuansa Islami sebagai entitas masyarakatnya.
Salah satunya pembangunan gapura Islami tepat di pintu masuk negeri seribu gua ini. Gapura islami yang dibangun di bilangan Wamengkoli pada 2018 ini menjadi simbol bahwa pengunjung telah menginjakkan kaki di tanah Buteng yang agamis.
“Gapura ini sekaligus menjadi simbol entitas daerah, wajah Buteng. Kenapa saya bangun gapura islami ini?. Sebab Buteng ini punya banyak ulama, masyarakatnya selalu menjunjung tinggi nilai-nilai Islam. Itulah alasan gapura ini dibangun bernuansa Islam,” kata H. Samahuddin.
Tak hanya gapura, arsitektur kantor Organisasi Perangkat Daerah (OPD) sebagai pusat pelayanan masyarakat yang dibangun di Desa Nepa Mekar, Kecamatan Lakudo dan Desa Langkomu, Kecamatan Mawasangka Timur juga kental akan budaya kearifan lokal. Ornamen kubah besar sebagai simbol Islami menghias dan menambah keindahan bangunan.
Kubah besar ini memiliki filosofi tertentu. Simbol ini adalah bentuk pengejahwantahan masyarakat Kabupaten Buteng yang begitu menjunjung tinggi nilai dan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari menuju Buteng yang berkah.
Tentunya penyiapan sarana dan prasarana pelayanan ini juga mengedepankan kualitas. Gedung kantor OPD ini dibangun dengan konstruksi baja berlantai dua dengan ukuran gedung 15×31 meter, dan menelan anggaran Rp 5,2 miliar tiap unitnya.
Teranyar, H.Samahuddin tengah fokus memoles kawasan perkantoran di Simpang Lima Labungkari dengan membangun Tugu Berkah Buteng. Pembangunan tugu telah dimulai pada 2021 lalu dengan anggaran awal Rp 10 miliar.
Politisi PDI Perjuangan ini menjelaskan, model tugu berkah Buteng mengandung filosofi Islam. Tugu tersebut nantinya akan memiliki kubah dan akan dipasangkan replika Al-Qur’an dengan tulisan Arab IQRA, surat pertama yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW.
Selain itu filosofis lainnya yang melekat dalam tugu adalah jumlah anak tangga sebanyak 17 buah. Melambangkan jumlah rakaat salat lima waktu sehari semalam.
Tugu juga dibuat lima sudut yang menghadap lima simpangan Labungkari. Lima sudut ini melambangkan jumlah rukun Islam atau lima waktu salat.
Percepatan pembangunan tugu berkah ini juga mendapat dukungan dari Pemprov Sultra berkat komunikasi yang dibangun Bupati Buteng, H. Samahuddin. Pemprov Sultra menggelontorkan dana untuk percepatan pembangunan kawasan sebesar Rp 1,9 miliar untuk jalan lingkar tugu dan penataan taman dalam kawasan tugu sebesar Rp 1 miliar.
Sejahterakan Guru Ngaji dan Perangkat Masjid
Komitmen Bupati Buteng, H.Samahuddin dalam menjunjung nilai-nilai Islam tak hanya tertuang dalam simbol belaka seperti pembangunan fisik. Namun lebih dari itu, kelestarian dan peningkatan kecakapan generasi muda yang berakhlak mulia terus digalakkan.
Langkah yang dilakukan yakni dengan mensejahterakan guru ngaji, perangkat masjid, dan syara perempuan. Setiap tahunnya, unsur penting tonggak berdirinya nilai-nilai Islam ini mendapat perhatian penuh dan terus mengalami kenaikan.
H. Samahuddin menilai insentif mereka layak dinaikkan sebab mereka memiliki tanggungjawab yang besar dalam menyelamatkan umat. Apalagi saat ini mereka dihadapkan dengan situasi pandemi Covid-19 yang menggerus perekonomian.
Selain itu, dia juga sangat mendukung peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) agar mampu membawa Buteng dalam ajang Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) tingkat nasional maupun internasional.
“Semua apa yang saya kerjakan selama lima tahun ini semata-mata hanya untuk menjadikan Buton Tengah semakin berkah. Karena saya bekerja bukan hanya untuk dunia semata, tetapi juga untuk akhirat,” katanya.
H.Samahuddin juga menitip pesan kepada masyarakat agar Al-Qur’an tidak hanya menjadi bacaan, tetapi harus dijadikan sebagai pedoman dalam menjalani hidup sehari-hari karena Al-Qur’an dapat menuntun umat muslim di era yang penuh tantangan ini agar selamat dunia dan akhirat.
Kabag Kesra Setda Buteng, Ahmad Nasmudin menambahkan, pemberian honor kepada perangkat masjid, pengurus masjid, guru ngaji dan yang lainnya telah berlangsung sejak 2017 lalu. Pada 2022 ini, honor dinaikkan menjadi Rp 1 juta dan paling kecil Rp 700 ribu.
Selain insentif, Bupati Buteng juga terus menggelontorkan anggaran pembangunan maupun renovasi masjid melalui dana hibah setiap tahunnya. Dana hibah yang disiapkan pada 2022 ini sebesar Rp 310 juta.
“Bagi yang ingin membangun baru atau renovasi masjid, langsung saja mengajukan permohonan melalui proposal, dananya sudah siap,” tandas Nasmudin. (adv)