Oleh : Sarfan Budiman
Tak terasa bagi warga Kota Baubau saat ini telah memasuki Era kepemimpinan Laode Ahmad Monianse, yang oleh penulis lebih menyukai dengan menyingkatnya dengan tagline Era Monie. Pasalnya, mantan Wakil Wali Kota Baubau Periode 2018-2023 itu, telah ditetapkan dan sudah dilantik menjadi Wali Kota Baubau secara definitif oleh Ali Mazi selaku Gubernur Propinsi Sulawesi Tenggara pada tanggal 23 Mei yang lalu.
Laode Ahmad Monianse menggantikan sekaligus melanjutkan tonggak estafet kepemimpinan mendiang A.S. Tamrin yang telah wafat yang menjabat Wali Kota Baubau sebelumnya. Baik mendiang A.S. Tamrin dan Laode Ahmad Monianse, 3 tahun lebih yang lalu tepatnya 24 September 2018 silam dilantik menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Baubau periode 2018-2023.
Kedua figur yang berpasangan ini, pada saat itu lebih dikenal oleh masyarakat Kota Baubau dan sekitarnya dengan jargon Tampil Manis. Kata Tampil menunjukkan figur mendiang A.S. Tamrin kala itu, sedangkan kata Manis mengisyaratkan sosok Monianse, sapaan akrab Laode Ahmad Monianse. Kini mendiang A.S. Tamrin telah tiada, namun figur Monianse tetap Tampil kedepan melanjutkan estafet kepemimpinan daerah selaku Wali Kota Baubau definitif sisa masa jabatan 2018 hingga 2023 nanti.
Kini era kepemimpinan Monianse selaku Kepala Daerah yang akan mengawal roda pembangunan dan melanjutkan visi misi serta program pembangunan yang telah dicetuskan oleh Tampil Manis, yang patut diilhami bersama bahwa belum sepenuhnya dituntaskan. Hal itu pula telah ditegaskan oleh Monianse usai dilantik, yang akan tetap konsisten melanjutkan roda pemerintahan dengan sebaik-baiknya dan melanjutkan program kerja pembangunan yang telah digaungkan oleh Wali Kota sebelumnya, sesuai arahan Gubernur Ali Mazi usai melantiknya.
Namun sebagai seorang pengamat, maka penulis tidak akan terlalu jauh membahas program kerja Wali Kota baru ini, karena hal itu sudah sangat jelas termuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Baubau 2018-2023 yang telah tersusun sebelumnya. Untuk hal itu, menurut hemat penulis beliau tinggal melanjutkannya saja, sembari sesekali melakukan evaluasi terhadap setiap pencapaiannya program kerja didalamnya.
Akan tetapi, penulis lebih tertarik mencermati langkah-langkah politik yang akan diambil seorang Monianse seusai dilantik menjadi Wali Kota baru di wilayah Kota pemilik Benteng terluas di Dunia ini. Mengapa demikian ? hal ini penting untuk penulis ungkapkan, karena sadar atau tidak sadar masyarakat Kota Baubau telah memasuki Era Monie bukan lagi Era Tamrin yang baru saja berakhir.
Pertama, patut kita cermati bersama bahwa jabatan Wali Kota adalah jabatan politik. Karena merupakan jabatan politik, maka setiap Walikota atau kepala daerah memiliki pandangan politik yang berbeda-beda. Tentunya, pandangan politik seorang mendiang A.S. Tamrin sebelumnya dan seorang Monianse selaku Wali Kota Baubau saat ini tentu berbeda, walaupun sebelumnya 2 figur ini dilahirkan oleh poros gabungan partai politik yang sama.
Perlu diketahui bersama bahwasanya kemenangan pasangan kepala daerah ini didukung oleh 4 partai besar yang memiliki mayoritas kursi di DPRD Kota Baubau saat itu, yakni Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Nasdem, dan Partai Golongan Karya (Golkar). Mendiang A.S. Tamrin sendiri adalah mantan Ketua DPD II PAN Kota Baubau, sedangkan Laode Ahmad Monianse adalah tidak lain Ketua DPC II PDIP Kota Baubau.
Bagaimana dengan Nasdem dan Golkar ? Menurut kacamata penulis, baik Partai Nadem dan Golkar kala itu, memiliki hubungan yang sangat harmonis dengan mendiang A.S. Tamrin, sehingga bersedia memberikan dukungan politik penuh kepada pasangan Tampil Manis kala itu, walaupun kedua partai itu memiliki potensi mendorong kadernya sendiri.
Oleh karena itu, disadari atau tidak, maka pemimpin 01 Kota Baubau saat ini telah beralih dari kader PAN ke kantong kader PDIP. Cepat ataupun lambat, konstelasi poros gabungan partai pun sedikit banyak pasti ada pergeseran didalamnya. Ibarat dalam permainan sepakbola, bola saat ini dalam penguasaan seorang Monianse sebagai seorang kapten Tim, untuk kepada siapa saja bola politik akan diberikan.
Alasan Kedua, adalah seorang Monianse sudah pasti memiliki kebijakan pemerintahan sendiri. Hal ini menarik diulas, misalnya terkait siapa yang akan dipercaya oleh seorang Monianse untuk masuk dalam struktur pemerintahannya yang akan membantunya nanti. Isu resufle kabinet struktur pemerintahan cepat atau lambat akan mulai menghangat dan bergulir.
Jika sebelumnya posisi Monianse adalah Wakil Wali Kota adalah pendamping Wali Kota, yang notabene hanya diberi delegasi wewenang yang cukup terbatas, maka saat ini beliau sendiri yang akan menjadi eksekutor utama pengangkatan pejabat di sekretariat daerah, baik dari eselon bawah hingga eselon II yang akan mengisi berbagai jabatan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkup Pemkot Baubau.
Suka atau tidak suka, seorang Monianse memiliki kacamata sendiri untuk melakukan mutasi pejabat daerah lingkup Pemkot Baubau. Akan tetapi, sekali lagi hal ini bukan berarti Wali Kota Monianse akan melakukan mutasi besar-besaran dalam waktu dekat ini. Menurut hemat penulis, Wali Kota Monianse akan menganalisa terlebih dahulu kebutuhan personalia perangkat daerah yang ada, mana yang perlu mendapat apresiasi untuk dipertahankan bahkan dipromosi, dan mana yang perlu segera dievaluasi.
Monianse tentunya akan paham betul struktur birokrasi yang telah berjalan di Pemkot Baubau selama mendampingi mendiang A.S. Tamrin. Dan tak mungkin secara gegabah melakukan mutasi yang tidak wajar yang justru malah membuat kegaduhan di awal-awal pemerintahannya. Apalagi sisa masa jabatan Wali Kota yang diembannya tinggal tersisa kurang lebih 16 bulan lagi hingga september 2023.
Ibarat kata, Monianse hanya membutuhkan waktu yang cukup singkat untuk memoles kembali program kerjanya dan mensukseskan visi dan misinya menjadikan Kota Baubau sebagai Kota yang Maju, Sejahtera dan Berbudaya. Terlebih saat ini, Kota Baubau baru saja diberi kepercayaan menjadi tuan rumah HUT Sultra ke 58 oleh Ali Mazi selalu Gubernur Propinsi Sulawesi Tenggara. Mari bersama kita doakan semoga cepat terwujud . (***)
Penulis: Pengamat Politik/Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Publik Sultra