Karhutla di Sultra Meningkat

Suasana Rakorsus penanggulangan Karhutla tahun 2023 melalui sambungan Zoom meeting, di Rumah Jabatan (Rujab) Gubernur Sultra, Jumat, 20 Januari 2023. (Istimewa)

Kendari, Rubriksultra.com- Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) meningkat tajam dalam kurun waktu 4 tahun terakhir, termasuk beberapa provinsi lainnya seperti Aceh, Bengkulu, Sumatera Barat, Lampung, Maluku dan Papua.

Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Republik Indonesia (Menko Polhukam), Mahfud MD, dalam rapat Koordinasi Khusus (Rakorsus) penanggulangan Karhutla tahun 2023 melalui sambungan Zoom meeting, di Rumah Jabatan (Rujab) Gubernur Sultra, Jumat, 20 Januari 2023.

- Advertisement -

“Sebagaimana prediksi BMKG tahun 2023 akan lebih kering dibandingkan tahun 2022, prediksi tersebut, kemungkinan terjadi El Nino setelah 3 kali El Nina tahun 2020-2021 dan 2022 sehingga diperkirakan terjadi peningkatan Karhutra seperti pada tahun 2019. Oleh sebab itu, diminta semua daerah siap siaga meningkatkan usahanya melakukan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan,” kata Mahfud MD.

Kata dia, penurunan potensi hujan ini akan menyebabkan peningkatan kerawanan Kahutla tahun ini. Indonesia diamanahkan sebagai Ketua ASEAN dan memperoleh mandat untuk memimpin KTT ASEAN dan KTT terkait. KTT ASEAN akan direncanakan pada bulan Mei dan September yang akan diperkirahkan merupakan puncak musim kemarau di tahun 2023.

“Saya meminta kepada seluruh Kementerian dan Lembaga, Kepada Panglima TNI, Polri, Kepala Daerah,Pandam, Danrem, Kapolda dan stakeholder perusahaan, serta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan saling bahu-membahu dalam upaya penanggulangan Kahutla sesuai amanat Instruksi Presiden (INPRES) Nomor 3 Tahun 2020,” katanya.

Menko Polhukam juga meminta kepada semua pihak untuk melaksanakan beberapa point, antara lain menindaklanjuti secara efektif hasil Monitoring peringatan dan deteksi dini Kahutla dengan mengerakan potensi sumber daya yang ada di wilayah masing-masing.

Selanjutnya memprioritaskan upaya deteksi dan pencegahan dini sesuai amanat INPRES No. 3 Tahun 2020 dengan melibatkan unsur-unsur satuan wilayah amanat daerah, stakeholder,masyarakat pada tingkat desa atau rapat guna mencegah potensi Kahutla. Kemudian identifikasi wilayah yang rawan terbakar setiap tahunnya untuk dilakukan pengawasan yang lebih ketat.

Baca Juga :  Diduga Sekap Kekasihnya, Wakil Ketua DPRD Kota Kendari Dilapor Polisi

“Berikutnya informasikan dan edukasi termasuk tokoh-tokoh agama dengan Kapanye pencegahan, larangan membakar melalui maklumat instansi terkait dan komunikasi masyarakat melalui media, penyuluhan, pameran, edukasi anak sekolah dan berbagai langkah penyuluhan dan pendidikan masyarakat lainnya yang perlu terus ditingkatkan patroi rutin penanggulangan Kahutla,” katanya.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Siti Nurbaya dalam paparannya menyebut pada tahun 2023 pada tanggal 1-19 Januari menyebutkan tercatat 31 titik hotspot dan filespot.

“Saya ingin menyampaikan sampai saat ini belum ada provinsi menetapkan satuan siaga darurat Kahutla tahun 2023 untuk mengantisipasi kejadian Kahutla, dan kami sebetulnya mendorong untuk bisa ditetapkan status siaga darurat”, jelasnya.

Hadir secara virtual dalam Rakorsus tersebut Menko Polhukam Mahmud MD, Para Menteri dan Kepala Lembaga, Para Gubernur, Kepala Instansi Pemerintah, Para Pangdam dan Danrem se-Indonesia, Para Kapolda se-Indonesia, Kepala Kejaksaan Tinggi se-Indonesia, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan se-Indonesia dan Kepala Pelaksana BPBD se-Indonesia.

Sedangkan Rakorsus di Provinsi Sulawesi Tenggara diikuti oleh Asisten III Sekretariat Daerah (Setda) Pemprov Sultra Sukanto Toding didampingi Komandan Korem (Danrem) 143 Halu Oleo Yufti Senjaya dan Jajarannya, Perwakilan Kapolda Sultra Nuzul, Kajati Sultra, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kepala Dinas BPBD Sultra. (Adm)

Facebook Comments