KENDARI, Rubriksultra.com – Pj Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Andap Budhi Revianto mengikuti Rakor Pengendalian Inflasi daerah secara virtual yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri (Mendagri RI), di Ruang Pola Kantor Gubernur Sultra, Rabu 3 Januari 2024.
Rakor secara virtual yang dilaksanakan serempak di seluruh Indonesia dipimpin langsung oleh Mendagri RI Tito Karnavian.
Dalam arahannya, Mendagri Tito Karnavian menuturkan, berkaitan dengan inflasi, posisi Indonesia berada pada urutan ke-53 terendah dari 186 negara di dunia.
Di negara G20, Indonesia masuk peringkat tujuh yang terendah, 16 negara lainnya seperti Jepang, Amerika, dan yang lainnya inflasinya lebih tinggi dari Indonesia. Inflasi tahun ke tahun Indonesia Desember 2023 di angka 2,61 persen, turun dari angka sebelumnya yakni 2,86 persen.
“Tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia terjaga berada di posisi 4,94 persen, ini lebih baik daripada negara-negara yang lebih maju, bahkan Indonesia berada di atas Amerika,” tuturnya.
Kata dia, inflasi Indonesia relatif terjaga. Namun jangan sampai terlena karena tren bulan ke bulannya ada peningkatan sehingga perlu ada langkah-langkah yang diambil.
“Kita jangan pernah bosan mengendalikan inflasi karena ini menyangkut stabilisasi harga bahan pangan. Adapun survei yang mengkonfirmasi ada dua isu utama di masyarakat yakni tentang lapangan pekerjaan dan stabilisasi harga bahan pangan. Kita melihat gejolak di berbagai negara dipicu oleh masalah pangan, yang berdampak pada gejolak politik dan keamanan,” ujar Tito.
Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti dalam laporannya mengatakan, inflasi Desember 2023 mencapai 0,41 persen secara bulanan dan 2,61 persen secara tahunan.
Perkembangan inflasi dalam sepuluh tahun terakhir, tingkat inflasi yang tinggi umumnya terjadi pada periode-periode Perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), diantara pada momen Puasa-Lebaran serta perayaan Natal dan Tahun Baru.
Pada Desember 2023, inflasi sebesar 0,41 persen, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya, namun lebih rendah dibandingkan inflasi Desember tahun 2021 dan 2022.
“Adapun penyumbang utama andil inflasi Desember 2023 (m-to-m), dari kelompok makanan, minuman dan tembakau menjadi penyebab inflasi Desember yakni cabai merah, bawang merah, tomat, beras, telur ayam ras dan cabai rawit,” kata Amalia.
Usai mengikuti Rakor Inflasi, Pj Gubernur Sultra Andap Budhi Revianto menyampaikan ucapan terimakasih atas peran serta dan kontribusi terhadap inflasi di Sultra dari semula 2, 87 persen, turun menjadi 2,58 persen, dari data bulan September 2023 yang lalu.
“Kita berada diangka 2 tertinggi nasional 3,46 persen, bulan Oktober berada diurutan ke-7 ( dari atas) 3,14 persen, bulan November berada diperingkat ke-20 yakni 2,87 persen dan Desember berada diperingkat ke-21 diangkah 2,58 persen dibawah rata-rata Nasional 2,61 persen dari 34 Provinsi,” ucapnya.
Berdasarkan data BPS Sultra, inflasi Desember (M to M) 2023 , inflasi Sultra dipantau oleh dua kota yakni Kota Kendari 0,31 persen dan Kota Baubau 1,01 persen.
Perkembangan inflasi tahun ke tahun year on year (YoY), pada bulan Desember 2023 secara nasional 2,61 persen, mengalami tren penurunan inflasi Sultra diangka 2,58 persen.
“Ada 5 komoditas dengan andil inflasi tahun ke tahun dipantau oleh gabungan 2 kota yakni beras, angkutan udara, cabai rawit, rokok kretek filter dan mobil. Adapun 4 hal penting dalam inflasi yakni keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi efektif,” pungkasnya. (adm)