69 Warga Mawasangka Tengah Diduga Keracunan Usai Santap MBG

Sejumlah anak dirawat usai diduga keracunan MBG. (Foto Istimewa)

LABUNGKARI, Rubriksultra.com– Alih-alih menyehatkan, Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Mawasangka Tengah (Masteng), Kabupaten Buton Tengah, justru berujung petaka. Sebanyak 69 warga dilaporkan mengalami muntah-muntah dan diduga keracunan massal usai menyantap MBG.

Makanan MBG yang dikonsumsi warga tersebut diketahui berisi nasi, telur, tahu, acar, dan jeruk santang, yang disebut berasal dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kecamatan Mawasangka Tengah, Kelurahan Lakorua.

Kapolsek Mawasangka Tengah, Ipda Raboding, membenarkan adanya peristiwa tersebut. Ia mengungkapkan bahwa pihaknya menerima laporan awal dari salah satu anggotanya yang berada di lapangan sekitar pukul 15.00 Wita.

“Saya mendapat laporan dari anggota saya di lapangan sekitar jam tiga sore. Awalnya dilaporkan ada sekitar 15 warga yang mengalami muntah-muntah usai mengonsumsi MBG. Tidak lama kemudian bertambah sekitar 20 orang, lalu kembali bertambah hingga 30 orang lebih. Saat ini jumlahnya sudah sekitar 69 warga,” ungkap Ipda Raboding.

Setelah menerima laporan tersebut, pihak kepolisian langsung melakukan koordinasi dengan pihak penyelenggara MBG. Berdasarkan hasil konfirmasi, diketahui bahwa Kepala SPPG Mawasangka Tengah, Almadin, sedang berada di luar daerah, tepatnya di Jakarta, untuk mengikuti kegiatan tertentu.

Ipda Raboding menjelaskan, berdasarkan keterangan Kepala SPPG, menu MBG pada hari kejadian terdiri dari telur, nasi, tahu, dan acar. Dugaan sementara penyebab keracunan mengarah pada olahan telur, meskipun hal tersebut masih menunggu hasil pemeriksaan lebih lanjut.

“Menurut penjelasan Kepala SPPG, gejala muntah-muntah ini tidak terjadi langsung setelah konsumsi MBG, tetapi ada jeda waktu sekitar dua hingga tiga jam. Dugaan sementara memang mengarah ke telur, namun ini masih perlu pembuktian,” jelasnya.

Akibat kejadian tersebut, para warga yang mengalami gejala langsung dilarikan ke Puskesmas Watorumbe dan Puskesmas Mawasangka Tengah untuk mendapatkan penanganan medis. Sebagian warga harus dirujuk ke puskesmas lain karena kapasitas Puskesmas Watorumbe tidak mencukupi.

Baca Juga :  Hippmmas Raya Kendari Gelar LDK

Pihak kepolisian juga telah mengamankan sampel makanan MBG untuk selanjutnya dilakukan uji laboratorium guna memastikan penyebab pasti dugaan keracunan massal tersebut.

“Kita sudah mengambil sampel makanan MBG untuk diuji di laboratorium. Saat ini kita masih menunggu hasil pemeriksaan apakah kejadian ini murni disebabkan oleh makanan atau ada faktor lain,” tambah Ipda Raboding.

Lebih lanjut dijelaskan, berdasarkan keterangan pihak SPPG, sebagian penerima MBG tidak langsung mengonsumsi makanan saat dibagikan, melainkan menyimpannya terlebih dahulu selama sekitar satu jam sebelum dimakan. Hal ini dinilai sejalan dengan laporan anggota di lapangan bahwa terdapat jeda waktu hingga dua jam sebelum warga mengalami muntah-muntah.

Hingga berita ini diturunkan, penyebab pasti dugaan keracunan massal masih dalam proses penyelidikan, sementara kondisi para korban terus dipantau oleh tenaga kesehatan. (Adm)

Facebook Comments