BURANGA, Rubriksultra.com – Komitmen Bupati Buton Utata (Butur) Abu Hasan menciptakan Butur yang religius dipertanyakan. Pasalnya, selama bulan Ramadan ini ada beberapa persoalan besar yang nyaris tidak mendapat perhatian.
Ketua Ikatan Pemuda Pembaharu Buton Utara Kasno Awal Doi mengatakan, persoalan pertama yakni masih ditemukan tempat hiburan malam (THM) yang beroperasi saat Ramadan. Dan kedua adalah ditemukannya kepala desa yang mangkal di THM saat warganya sedang menjalankan salat taraweh.
“Ini yang kami pertanyakan. Komitmen Bupati Butur itu yang kita butuhkan. Bukan hanya slogan,” kata Kasno di kawasan Lapangan Raja Jin, Kamis 7 Juni 2018.
Menurut Kasno, tidak ada sanksi tegas dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Butur terhadap THM yang beroperasi saat bulan Ramadan. Padahal THM tersebut juga menyiapkan minuman keras (Miras) dan pelayan seksi. Seharusnya, jika Pemkab Butur serius menciptakan daerah yang religius, maka harus diberikan sanksi tegas.
“Kalau serius menciptakan Butur religius, temuan Satuan Polisi Pamong Praja yang lalu harusnya ditindaklanjuti dengan sanksi tegas,” terangnya.
Kemudian, lanjut Kasno, sampai kini Bupati Butur Abu Hasan belum juga memberikan sanksi tegas terhadap dua kepala desa (Kades) di Kecamatan Kulisusu Utara (Kulut) yang kedapatan mangkal di THM dan mengkonsumsi miras saat warga sibuk melaksanakan salat tarawih. Kondisi itu membuat banyak pihak meragukan komitmen Bupati Butur Abu Hasan.
“Kades ini adalah panutan masyarakat. Dan mereka sudah memberikan contoh yang tidak baik terhadap masyarakat. Kenapa bupati belum juga mengambil sikap tegas,” sorotnya.
Kasno berharap, Bupati Butur Abu Hasan benar-benar menjalankan visi misinya. Salah satunya menciptakan Butur yang religius. Abu Hasan diharap tidak hanya memberikan harapan palsu kepada masyarakat. (adm)
Sumber : Inilahsultra