Ridwan Bae : Jika Pilkada Muna Dilaksanakan Hari Ini, Saya Pilih Rajiun

KENDARI, Rubriksultra.com – Meski tahapan Pilkada Muna masih dua tahun lagi, gelanggang politik di bumi karts itu sudah mulai panas. Santer, dua kekuatan besar akan duel di hajatan politik lima tahunan itu. Adalah Bupati Muna LM Rusman Emba selaku incumbent dan Bupati Muna Barat LM rajiun Tumada sebagai penantang.

Di masing-masing, sudah membentuk tim “penembak”, baik di dunia nyata maupun dunia maya. Keberadaan tim sukses di dunia maya tampak terasa dengan munculnya tagar #GantiBupatiMuna2020.

- Advertisement -

Meski para pemakai tagar tak menyebutkan mendukung Rajiun, orang-orangnya sudah bisa ditahu ke siapa arah politiknya.

Munculnya para haters di masing-masing kubu ini, menjadi bumbu tersendiri di group Facebook dan WhatsApp. Perdebatan antara Rusman dan Rajiun seakan meredupkan isu Pilgub Sultra yang tinggal sepekan lagi.

Lantas bagaimana dengan sikap tokoh politik?

Muna, erat kaitannya dengan Ridwan Bae. Sebagai mantan Bupati Muna dua periode tahu betul corak politik dan tipikal masyarakat Muna, termasuk yang akan maju di Pilkada Muna nanti.

Tentu, sikap politik Ridwan patut ditunggu. Sebab, bagaimana pun juga, Ridwan memiliki basis cukup besar di Muna.

Lantas siapa yang akan didukung Ridwan bila dalam simulasi Pilkada Muna 2020 nanti yang bertarung Rusman vs Rajiun?

“Jika pilkada Muna dilaksanakan hari ini, saya akan pilih Rajiun,” tegas Ridwan saat ditemui di kediamannya beberapa waktu lalu.

Bagi Ridwan, Muna dan Mubar adalah daerah sekandung induk dan anak. Karakter masyarakatnya pun sama. Keras pada pendirian.

Namun, ia lebih memilih Rajiun dibanding Rusman untuk saat ini berdasarkan pada pertimbangan banyak hal.

Benar, Rusman adalah kemanakannya. Ia bersaudara dengan ibunda Rusman. Tapi bagi Ridwan, sikap politik tak membawa nama keluarga. Terlebih bila keluarga itu dinilai gagal mengemban amanah rakyat dan pemenuhan janji politik.

Baca Juga :  Penyuluh Pertanian di Muna Dapat Kendaraan Operasional

“Seperti masalah Warangga kemarin, saya sudah buka-kan ruang alasnya untuk menjelaskan datanya, eh malah muncul fitnah. Saya minta dia buka data agar masyarakat bisa mengetahui kebenarannya. Jangan fitnah saya bahwa lebih miring ke Rajiun,” katanya.

Hal lain yang perlu dikritik terhadap kepemimpinan Rusman Emba adalah tidak terlalu fokus di daerahnya. Istilah tujuh hari di Jakarta, lima hari di Kendari dan dua hari di Muna atau 725, merupakan kritikan telak kepada Rusman.

Bila dibandingkan antara Rajiun dan Rusman, kata Ridwan, Rajiun lebih fokus berada di daerah kekuasaannya.

“Makanya dia tenang laksanakan pemerintahannya. Ini kritikan korektif kepada Rusman. Rajiun lebih konsisten dibanding Rusman. Andai pemilihan hari ini saya lebih memilih Rajiun,” tuturnya.

“Untuk saat ini andaikan Rajiun berlawanan Rusman, saya mendukung Rajiun. Karena soal ketenangan tadi,” tekannya lagi.

Di Pilkada Muna Barat lalu, Ridwan dan Rajiun saling berlawanan. Ridwan mendorong anaknya LM Iksan Taufik berpasangan dengan La Nika melawan Rajiun menggandeng Ahmad Lamany.

Namun, perbedaan pandangan politik itu, kata dia, hanya sampai pada Pilkada Mubar.
“Saya pernah berbeda politik dengan Rajiun, tapi segera terakhiri karena punya sikap sama. Politik itu bukan permusuhan, tapi perbedaan kepentingan dalam mengejar kekuasaan untuk mengabdikan diri ke rakyat. Kalau suara rakyat banyak ke Rajiun, maka kita angkat topi,” paparnya.

Ia melanjutkan, dirinya tidak ada kepentingan pribadi dengan Rajiun, termasuk Rajiun sendiri. Kepentingan yang menyatukan mereka adalah sama-sama ingin membangun daerah.

“Saya sebagai anggota Komisi V DPR RI saya tidak bisa membangun Mubar tanpa ada koneksi dengan bupati, tentu juga Rajiun tidak mungkin membangun daerahnya tanpa ada koneksi dengan pusat. Makanya, kita korbankan ambisi prbadi kami dan kami baik untuk kepentingan masyarakat,” urainya.

Baca Juga :  Panwaslu Muna Temukan Delapan Pemilih Ber-KTP Papua dan Busel

Ridwan mengaku, tak ada kepentingan politik antara dirinya dengan Rajiun. Sehingga, ia meminta Rusman untuk mencabut kata-kata fitnah itu bahwa ia mengkritik karena kepentingan politik 2019.

“Muna dan Mubar saya sudah buktikan. Di 2014 lawan politik saya Baharuddin. Dia tidak dukung saya. Ia jalankan Tina, La Ode Ida dan Habil. Tapi fakta yang terjadi, suara tiga orang saya masih terbanyak,” ujarnya.

Atas fakta tersebut, kata Ridwan, suaranya di Pileg tidak punya pengaruh apa-apa dengan bupati. “Saya katakan tadi sampai mati akan perjuangkan masyarakat Muna,” jelasnya.

Bagi Ridwan, siapa pun bupati di Muna ia pasti akan kritisi jika salah, termasuk Rajiun.

“Saya tidak akan bedakan siapa pun di sana. Saya mengkritisi Rusman bukan sebagai ponakan, tapi sebagai bupati dan saya sebagai masyarakat Muna. Se mua daerah di Sultra saya kritik. Saya kritisi Nur Alam dan itu hal pantas untuk dipelajari dan perlu diingat saya tidak pernah kritisi pribadinya orang,” tuturnya. (adm)

 

 

 

 

 

 

 

 

Sumber : Inilahsultra

Facebook Comments