Santri Asal Baubau Lulus Ke Mesir

BAUBAU, Rubriksultra.com – Rasa haru bercampur gembira berkecamuk di hati Muhamad Ash Shabur (17). Putra pertama pasangan Hainis dan Wa Ode Kurnia, akan bertolak ke Mesir guna menuntut ilmu agama.

Santri alumni Pondok Moderen Darusalam Kota Baubau, Sulawesi Tenggara terpilih sebagai salah satu pelajar Indonesia yang akan menimba ilmu di Universitas Islam terkemuka dan bersejarah di dunia, Universitas Al Azhar Kairo.

- Advertisement -

Remaja yang lahir 17 tahun silam ini, tak menyangka bila akhirnya bisa menembus negeri pyramid tersebut. Apalagi saat mengikuti tes masuk (muqabalah) dengan persiapan seadanya.

Kala itu muqabalah yang disediakan Al Azhar diikuti lebih dari sembilan ribu peserta dari berbagai pondok pesantren di seluruh Indonesia. Sedangkan kuota yang disediakan hanya 1605 ditambah 320 kursi cadangan.

“Tesnya tanggal 12 Mei lalu di Makassar, kemarin dulu sudah ada pengumuman dan Alhamdulillah saya lulus,” ungkapnya ditemui Rubriksultra.com, Jumat 6 Juli 2018.

Sedikitnya enam tahapan tes yang diikuti. Diantaranya tes bahasa Arab, Insya (mengarang dengan bahasa arab), kaidah bahasa Arab, Al-Quran, Hadist dan Balago (pribahasa). Mereka yang dinyatakan lulus nantinya akan melakukan persiapan pemberangkatan pada Agustus mendatang.

“Informasi dari Komite Pendidikan Luar Negeri (KPLN) pemberangkatan dilakukan setelah pendaftaran ulang yang dimulai hari ini sampai tanggal 10 selanjutnya penyetoran berkas tanggal 15 sampai tanggal 20 Juli,” tambahnya.

Enam Tahun Di Pondok, Berprestasi Sejak Sekolah Dasar

Muhamad Ash Shabur

BERHASIL masuk kuliah di Universitas Islam tertua yang dibangun oleh Bani Fatimiyah ini bukan tanpa alasan. Muhamad Ash Shabur merupakan anak yang dikenal memiliki banyak prestasi.

Sejak masuk sekolah dasar, putra pertama wartawan senior di Kota Baubau ini selalu mendapat ranking. Sekolah dasar kelas satu ditempuhnya di SDN 3 Lamangga, di semeter pertama dia juara dua kelas. Prestasi itu meningkat di semester dua menjadi juara satu dan dipertahankan hingga kelas empat SD.

Baca Juga :  Gugatan RossY dan HYF Ditolak MK

Kelas V Muhamad Ash Shabur harus pindah sekolah karena mengikuti ayahnya yang pindah tugas di Kabupaten Bombana. Setahun dia melanjutkan sekolah di SDN 1 Lampopala, Kecamatan Kasipute.

Prestasinya ikut dibawa di sekolah tersebut dan berhasil mempertahankan juara pertama. Setahun kemudian dia kembali di Baubau, melanjutkan sekolah dan lulus di SDN Bataraguru dengan mempertahankan prestasi sebagai ranking satu di kelasnya.

Ketertarikannya mendalami ilmu agama dan bahasa asing, mendorong remaja kelahiran 9 September 2000 ini untuk masuk pondok pesantren. Enam tahun menimba ilmu di pondok pesantren (Setingkat SMP dan SMA) membuatnya cukup matang dalam berkomunikasi bahasa Arab dan bahasa Inggris.

Dengan modal penguasaan bahasa asing, mendorongnya ingin mendalami ilmu agama di Universitas Al Azhar Kairo. Sebenarnya, Muhamad Ash Shabur berharap bisa masuk program bea siswa. Tapi karena peluang sangat kecil hanya tersedia jatah 20 orang. Sehingga memilih mengikuti tes non bea siswa.

Meski begitu, putra Ketua PWI Kota Baubau ini berjanji akan memanfaatkan kesempatan tersebut dengan tekun menimba ilmu di negeri rantau. Kerja keras, berdoa dan istiqamah untuk kebahagian kedua orang tua dan adiknya Noval Septia Wardana, menjadi dorongan baginya menggapai cita-cita. (adm)

 

Editor : La Ode Aswarlin

Facebook Comments