BAUBAU, Rubriksultra.com – Sedikitnya terdapat 11 proyek pembangunan infrastruktur daerah senilai 43 miliar dikawal Kejaksaan Negeri (Kejari) Baubau. Pengawalan 11 proyek ini dituangkan dalam MoU antara pemerintah Kota Baubau dan Kejari Baubau melalui Tim pengawal dan pengaman pemerintahan dan pembangunan daerah (TP4D).
Kasi Intel Kejari Baubau, Ruslan mengatakan meski dalam jalannya pembangunan dikawal kejaksaan, namun tak menutup kemungkinan terjadi penyimpangan. Jika sudah seperti itu, maka kejaksaan tetap akan melakukan proses sesuai jalur hukum.
“Fungsi TP4D ini khan sebagai pendampingan, jika ada kekeliruan dalam proses pembangunan maka kita sampaikan. Nah, kalau diabaikan bisa saja bukan lagi rekomendasi yang kita berikan tapi akan kita periksa, itu bisa saja. Apalagi jika diabaikan dan menimbulkan kerugian negara maka kita proses. Jadi tidak sepenuhnya aman,” kata Ruslan diruang kerjanya, beberapa waktu lalu.
Ruslan berharap satuan kerja pemerintah daerah tak menggunakan TP4D sebagai tameng. Jangan karena diawasi kejaksaan dalam jalannya pembangunan maka segala aktifitas pembangunan proyek tersebut hingga selesai akan bersih dari penyimpangan.
Lebih lanjut, Ia merinci 11 paket proyek infrastruktur tahun 2018 tersebut. Proyek itu diantaranya peningkatan jalan lingkar ruas Bungi-Sorawolio dengan nilai kontrak Rp 13.900.837.000. Kedua talud Jabal Rahmah Rp2.483.343.000, jembatan Bypass Lakologou-Waruruma Rp1.182.890.000, tanggul pengaman pantai Sulaa Rp1.347.320.000.
Selanjutnya, kantor Kecamatan Murhum Rp 2.990.000.000, kantor Kelurahan Sulaa Rp1.490.000.000, RKB dan pematangan lahan SMP Negeri 20 Baubau Rp2.162.811.000. RKB SMP Negeri 1 Baubau, Rp1.978.509.000, RKB SDN 1 Wajo Rp2.473.455.000, Bandara Betoambari, Pelapisan dan Rekonstruksi Apron Rp8.236.480.000, dan terakhir rehabilitasi gedung dan interior terminal penumpang Rp4.757.000.000.
Dari keseluruhan proyek tersebut, progres pembangunannya masih standar. Yang agak sedikit terlambat yakni SMPN 20 dan SDN 1 Wajo yang masing-masing baru mencapai 57 persen dan 50 persen.
“Ini yang masih agak terlambat karena kontraknya dimulai Juli lalu. Ada memang yang masih kecil progresnya yakni jembatan bypass Lakologou baru 35,75 persen. Tapi ini masih normal karena kontraknya dimulai Agustus lalu,” katanya. (adm)
Peliput : Sukri
Editor : La Ode Aswarlin