WAKATOBI, Rubriksultra.com – Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra) sejak awal menjadi daerah otonom 2003 silam, mengusung pariwisata sebagai leading sektor. Sejak saat itu pula, Pemkab Wakatobi dengan tidak ada henti-hentinya menyuguhkan beragam budaya dan adat istiadat sebagai penunjang pariwisata.
Baik dalam setiap pelaksanaan event berskala lokal, kegiatan nasional yang ditempatkan di Wakatobi hingga penjemputan tamu-tamu daerah. Selain simbol memiliki beragama budaya, menyuguhkan budaya berupa tarian kepada tamu daerah mulai dari bandar udara (bandara) diartikan juga sebagai bentuk keramahan dimiliki masyarakatnya.
Budaya itulah yang membuat sejumlah tamu bahkan pejabat lembaga vertikal terpikat dengan keramahan masyarakat Wakatobi. Terkhusus saat tamu dan pejabat vertikal disuguhkan tarian sejak masih berada di area bandara Matahora Wakatobi.
“Kami mengapresiasi budaya proses penyambutan yang dilakukan pihak Pemkab Wakatobi. Sejak masih di bandara, kami sudah disuguhkan tarian. Ini menandakan masyarakat Wakatobi selain memiliki beragam budaya, juga punya sifat keramah-tamahan. Kami sangat terpukau dengan gaya sambutannya,” kata Kepala Pengadilan Agama Wangi-Wangi, H Abdul Muhadi SAg.MH, saat acara pisah sambut di rujab Bupati Wakatobi Sabtu (3/11/2018) malam.
Hal senada juga dikatakan Kepala Kejari Wakatobi yang baru, Ade Hermawan SH.MH. menurutnya, Wakatobi merupakan daerah baru namun nama Wakatobi sudah lama dikenalnya. Semua itu karena sektor pariwisatanya dimana didalamnya pasti ada budaya dan adat-istiadat.
“Sebelumnya kami dinas di Provinsi Bengkulu. Saat keluar SK penempatan baru bahwa di Wakatobi, saya tidak kaget lagi. Karena saya sering dengar nama Wakatobi sebagai daerah pariwisata. Terimakasih atas penyambutannya, yang mana dikalungi bunga sejak di bandara,” ujar Kejari Wakatobi. (adm)
Peliput: Kurniawati
Editor : La Ode Aswarlin