Miris, Banyak Kursi Kosong Saat Diklat Memperingati Hari Guru, Wali Kota Sedih

BAUBAU, Rubriksultra.com – Perasaan Wali Kota Baubau, Dr H. AS Tamrin campur aduk saat membuka diklat membangun profesionalitas dan kompetensi guru dalam rangka Hari Guru Nasional (HGN) dan milad ke 9 Ikatan Guru Indonesia (IGI) Baubau di aula kantor Wali Kota Baubau, Sabtu 24 November 2018.

Puncaknya, orang nomor satu di Baubau ini tak bisa membendung air matanya. Doktor jebolan IPDN Jatinangor ini bahkan sampai terisak tak lama setelah naik podium. Banyaknya kursi kosong yang harusnya diisi para guru di Baubau, menjadi pemicu kesedihan sang wali kota.

- Advertisement -

“Saya bela-bela datang ke acara ini karena menaruh perhatian yang begitu besar. Sampai-sampai saya tinggalkan rapat di DPRD hanya untuk hadir disini. Namun banyak guru bahkan tidak hadir sehingga kursi di depan saya ini kosong. Saya tidak tahu bias permasalahannya apa, tapi ini sangat memprihatinkan. Saya sangat sedih,” kata AS Tamrin sambil menyeka air matanya.

Seharusnya, kata dia, guru tak perlu terkotak-kotak dengan banyaknya organisasi keguruan. Tapi dengan semakin banyaknya organisasi, seharusnya meningkatkan kekompakan guru sebagai garda terdepan pembentuk moral anak bangsa.

AS Tamrin sangat berkeinginan agar banyaknya organisasi guru di Baubau tidak saling bersaing dengan cara-cara yang tidak sehat. Justru sebaliknya, harus bersatu sebagai wujud mengangkat wibawa profesi keguruan dengan kebersamaan dan kedisiplinan.

“Tidak cocok kalian (Guru,red) bersaing seperti itu. Banyak itu bukan kelemahan, tapi kalau banyak baru baku gosok-gosok, bagaimana juga itu,” terangnya.

Kata dia, dalam diri seorang guru melekat tanggung jawab yang begitu besar. Menjadi guru bukan hanya bertanggung jawab membentuk intelegensia anak tapi juga pembinaan mental.

Olehnya, sebelum membina mental anak, maka mental guru terlebih dahulu harus kuat. Inilah sebuah tantangan bagi guru terlebih organisasi keguruan untuk introspeksi diri masing-masing.

Baca Juga :  ASN Sultra Dilarang Mudik dengan Mobdis

AS Tamrin bahkan menceriterakan kilas balik kehidupannya sebelum menjadi seperti saat ini. Dahulu, kata dia, Ia juga pernah menjadi guru di tiga sekolah di Baubau sekaligus.

“Sebelum saya menjadi seperti ini, saya pernah menjadi guru. Pendapatan saya perbulan dulu hanya Rp 1.000 perbulan loch, tapi dengan senang hati dan semangat saya jalani. Dulu itu tahun 1975 dan banyak murid saya yang sukses,” katanya.

AS Tamrin mengaku sebelum datang ke acara tersebut, Ia sudah memiliki firasat karena adanya tarik-manarik antara lembaga keguruan. Kendati begitu, Ia menegaskan walau hanya tiga orang yang datang, Ia akan tetap hadir agar para guru mengintropeksi diri masing-masing.

“Bagi saya, acara ini sangat penting makanya saya akan tetap hadir walau hanya tiga orang. Saya tidak mau wibawa dan pamor guru menciut karena ada upaya yang tidak fear. Saya pakai rasa tapi saya tidak mau campuri. Biarlah para guru introspeksi diri, merasa atau tidak,” imbuhnya.

Ketua IGI Kota Baubau, Mustafa Rauf menjelaskan ada enam organisasi keguruan berdasarkan SK Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Depdikbud tahun 2015. Diantaranya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Ikatan Guru Indonesia (IGI), Persatuan Guru Nahdatul Ulama (Pergunu), Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGSI), Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) dan Federasi Guru Independen Indonesia (FGII).

Terkait banyak guru yang tak hadir, Mustafa mengaku telah melayangkan surat undangan kepada guru disemua TK, SD maupun SMP di Kota Baubau. Namun karena bertabrakan dengan jadwal ulangan semester maka banyak guru yang tidak sempat hadir.  “Kami juga maklum dengan kondisi itu, kami tidak menyalahkan juga mereka,” katanya.

Pantauan Rubriksultra.com, dalam giat itu hanya dihadiri sekitar 30 orang undangan yang terkonsentrasi di depan podium. Kursi di sayap kiri gedung bahkan terpantau kosong melompong. (adm)

Baca Juga :  Pemkot Baubau Keciprat Lima Bus Dari Presiden RI

Peliput : Sukri
Editor : La Ode Aswarlin

Facebook Comments