Korban Dugaan Kecurangan CPNS Busel : Kami Mencari Kebenaran

BATAUGA, Rubriksultra.com – Tak sedikit peserta yang menjadi korban dugaan kecurangan hasil seleksi CPNS Busel. Merekapun berbondong-bondong mencari keadilan.

Salah satunya, Wa Ode Hasrida yang tercatat melamar jabatan guru bimbingan konseling ahli pertama di SMP 2 Kadatua. Ia harus menerima kenyataan pahit akibat haknya ikut dikebiri.

- Advertisement -

Sedih, kecewa, marah, nampak bercampur aduk diwajah wanita berhijab ini. Namun mau bagaimana lagi, Ia hanya mampu mencari seonggok keadilan yang kira-kira bisa mengobati perasaan tak karuan itu.

“Kecewa sih iya, tapi sekali lagi saya akan kuatkan hati, apapun hasilnya kami akan terima jika itu memang benar-benar sesuai aturan,” ungkap Wa Ode Hasrida kepada awak media ditemui di kantor DPRD Busel, Senin 7 Januari 2019.

Wa Ode Hasrida mengaku memiliki cukup bukti dari hasil tes SKD dan SKB. Dikedua tahapan itu, Ia mencatatkan skor tertinggi mengungguli semua rivalnya.

Skor ini juga telah dikonversikan berdasarkan aturan sesuai Permenpan nomor 36 dan 37 tahun 2018. Dimana bobot SKD 40 persen dan SKB 60 persen.

“Kalau untuk nilai saya ada bukti dan setelah kami kalkulasi saya masih tetap unggul. Nilai total saya 47 sementara rival saya hanya 41. Nah, kalau berdasarkan nilai tertinggi berarti saya donk yang harus lulus. Tapi setelah pengumuman malah rival saya yang unggul karena menggunakan sertifikat pendidik dan nilainya terdongkrak hingga 100 point untuk SKB,” jelasnya.

Kata dia, untuk mendapat sertifikat pendidik tidak segampang yang dipikirkan. Minimal harus mengabdi disekolah selama dua tahun atau lulus PPG sebelumnya.

“Makanya saya datang kesini pertama untuk melihat pengumuman yang ada nilainya karena yang beredar kemarin khan tidak ada nilainya. Kedua mempertanyakan keabsahan sertifikat pendidik itu,” katanya.

Baca Juga :  Sekolah di Busel Kembali Normal, La Makiki: Protokol Kesehatan Tetap Utama

Meski memendam rasa kecewa, Ia tak mau berprasangka buruk jika didalam mekanisme seleksi terdapat kecurangan. Semata-mata, Ia hanya ingin mencari kebenaran hakiki.

“Wallahu alam jika ada kecurangan, saya hanya mau cari kebenaran saja. Jika itu memang benar kami akan terima, tapi tolong beri kami penjelasan dan kebenaran mengapa terjadi hal seperti itu tanpa ada informasi sebelumnya,” tandasnya. (adm)

 

Peliput : Sukri
Editor : La Ode Aswarlin

Facebook Comments