Anggota TNI yang Tertembak di Papua, Anak Petani dari Muna Barat

LAWORO, Rubriksultra.com – Beberapa hari ini, jagad pengguna media sosial baik Facebook maupun whatsapp dihebohkan dengan beredarnya foto seorang prajurit TNI AD tertembak di Papua.

Diketahui, prajurit TNI itu bernama La Ode Majid, putra daerah asal Muna Barat (Mubar) dari Desa Latompe Kecamatan Lawa.

- Advertisement -

Anggota TNI AD berpangkat Prada yang dikabarkan telah kena tembak Kelompok Kriminal Sipil Bersenjata (KKSB) saat ditugaskan Kabupaten Mapenduga, Papua.

Korban selamat, namun mengalami luka parah pada bagian dada kanan dan jari manis tangan kanan putus dan lubang.

“Alhamdulillah sudah selesai mi operasinya. Kita habis telponan juga tadi. Besok rencananya akan di terbangkan di Jakarta. Saat ini kita masih tunggu informasi dari sana (keluarga di Papua). Kalau jadi di terbangkan besok bapaknya akan berangkat juga ,” ungkap Ibu La Ode Majid, Sitti Sabasiha yang dilansir dari Inilahsultra.com, 1 Februari 2019.

Kepada orang tuanya, Majid mengaku bahwa dirinya baik-baik saja. Ia meminta ibunya agar tidak khawatir dengan keadaannya karena sudah ditangani petugas medis di Mimika.

Majid juga sempat bercerita bahwa saat penyerangan ia berada di lokasi penugasan di Mapendunga, menjaga pos. Ketika diserang, ia kena bidik kelompok bersenjata.

Beruntung ia refleks, namun peluru tetap saja mengenai dada kanannya. Karena tembakan itu, tulang bagian bahu kanan depan retak dan tangan kanan bagian bawa ibu jari lobang sementara jari manis bagian kanan putus.

Ayah Majid, Djafar Santaonga mengaku kabar mengenai penembakan itu didengar dari keluarga yang juga anggota TNI di Papua melalui pesan singkat bahwa anak kandungnya telah tertembak oleh sekelompok orang bersenjata.

Kabar buruk ini sontak membuatnya terdiam dan menarik napas dalam-dalam. “Saya kaget. Tidak bisa bergerak badanku. Tidak tabu harus berbuat apa. Sementara istriku menangis terus,” kata Djafar.

Baca Juga :  Safari Politik di Muna Barat, Abusari Wali Dengar Aspirasi Warga

Sementara itu, malam sebelum kejadian, Sitti Sabasiha (ibu Majid) memiliki firasat tidak baik. Tubuhnya tetiba merinding, gemetar dan sakit pinggang.

“Saya tidak tahu juga kenapa saya begitu. Tiba-tiba saja saya merinding, gemetar dan sakit pinggang. Tidak biasanya juga,” kata kata Sitti Sabasiha.

Ia pun tidak sempat kepikiran dengan anaknya yang sementara bertugas di daerah konflik bersenjata. Namun, setelah ada kabar penembakan, ia meyakini kondisinya semalam merupakan pertanda buruk yang dialami anak bungsunya itu.

“Kita keluarga berdoa saja semoga keadaanya baik-baik saja. Semoga tetap diberikan kesembuhan dan kekuatan oleh Allah SWT. Ini semua kabarakatino witeno Wuna (berkat tanahnya Muna),” pungkasnya. (adm)

 

 

 

 

 

Sumber : Inilahsultra.com

Facebook Comments