Best Practice : Pembelajaran Inovatif di Era Digital

Wa Ode Lili Rahalia, S.P
Wa Ode Lili Rahalia, S.P

Oleh : Wa Ode Lili Rahalia, S.P
Guru SMK Jurusan APHP

PENGUASAAN kompetensi di era digital sekarang ini tidak hanya menuntut guru untuk menguasai materi pelajaran saja, tetapi juga menuntut guru untuk menguasai teknologi agar kegiatan belajar mengajar berjalan efektif dan efisien serta menghasilkan lulusan yang mampu bersaing di dunia kerja yang sangat ketat.
Salah satu pihak yang menjadi ujung tombak penentu keberhasilan pelaksanaan pendidikan adalah guru. Sebagai pendidik, gurulah yang paling banyak berinteraksi dengan pesera didik di dalam kelas, merasakan kesulitan belajar yang dialami peserta didik, menghadapi langsung setiap permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran.

- Advertisement -

Sebagai salah satu guru di sekolah kejuruan yang mengajar mata pelajaran pengolahan hasil nabati, tentu kami juga menghadapi permasalah di dalam proses pembelajaran, diantaranya adalah siswa kurang aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan masih ada kekurang optimalan penggunaan media pembelajaran inovatif berbasis informasi teknologi ( IT ) saat guru melaksanakan proses pembelajaran.

Setelah melakukan pengkajian baik melalui literatur dan wawancara terhadap permasalahan siswa kurang aktiv dalam proses pembelajaran, di simpulkan beberapa faktor penyebabnya adalah

Pertama : Cara mengajar guru yang masih menggunakan metode ceramah sehingga seluruh proses pembelajaran difokuskan pada guru (teacher centre). Demikian juga konsentrasi pesera didik fokus pada guru, mereka hanya mendengar dan mencatat.

Guru yang memutuskan tujuan dan topik pembelajaran, selama proses belajar mengajar gurulah yang menentukan kegiatan apa saja yang harus dilakukan. Hal ini akhirnya berdampak pada keaktifan peserta didik dalamkelas.

Kedua : Guru masih kurang optimal dalam menggunakan media pembelajaran inovatif berbasis informasi Teknologi ( IT ). Diantara alasan yang menyebabkan kekurang optimalan penggunaan media pembelajaran berbasis IT adalah persiapan pembelajaran yang dirasakan cukup merepotkan seperti menyiapkan materi ajar melalui PowerPoin (PPT) yang ditampilkan lewat LCD.

Baca Juga :  DOB : Nilai Ekonomi Generasi Emas

Menyiapkan PPT saja dirasakan merepotkan, apalagi ditambah dengan persiapan dan pengguasaan penggunaan alat pendukung tampilan PPT. Alasan lainnya adalah kurangnya pelatihan untuk meningkatkan kemampuan penguasaan teknologi pada guru kita.

Padahal, saat ini di era digital peserta didik sangat dekat dengan teknologi dan terbiasa menggunakan teknologi. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi guru untuk menghadirkan teknologi dalam pembelajaran untukmengimbangi digitalisasi yang melanda segala lini kehidupan termasuk dunia pendidikan.

Permasalahan diatas harus diselesaikan. Apa yang menjadi akar penyebab masalah harus bisa diuraikan dan ditindaklanjuti dengan aksi nyata sehingga masalah bisa diminimalisir. Beberapa alternatif solusi yangbisa dilakukan diantaranya :

Penerapan pendekatan pembelajaran berorientasi pada keaktifan siswa menggunakan variasi metode pembelajaran : Ceramah, diskusi kelompok, demostrasi, problem based learning dan projek based learning.

Menggunakan media pembelajaran yang menarik dan beragam bisa dengan cara menghadirkan langsung media pembelajaran atau memanfaatkan media pembelajaran menggunakan teknologi melalui penayangan gambar atau video pembelajaran yang relevan dengan materi yang di ajarkan.

Berdasarkan pengalaman kami saat melakukan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, mereka bisa merasakan pengalaman belajar yang lebih baik. Mereka diberi keleluasaan untuk menggali informasi saat menjawab soal-soal yang ada dalam lembar kerja peserta didik ( LKPD ), tentu disertai bimbingan dari guru.
Demikian juga dengan penggunaan media pembelajaran inovatif berbasis IT, fokus peserta didik saat menyimakpembelajaran menjadi lebih baik. Saat mereka melakukan pengamatan langsung, atau mengamati gambar-gambar dalam power poin serta menonton video pembelajaranmembuat peserta didik merasakan proses belajar yang berbeda, lebih menarik, menyenangkan dan dekat dengan dunia digital generasi Z masa kini.

Peran Guru

Tentu peran kita sebagai guru dituntut agar selalu bisa memberi kebaikanbagi anaknegri. Sebagai pendidik, ada beberapa hal yang bisa dilakukan diantaranya :

Kesadaran utuh sebagai pendidik mendorong kita berupaya memberikan yang terbaik bagi pendidikan negeri ini, mendorong kita mejadi bagian dalam mengatasi masalah yang dihadapi di kelas.

Baca Juga :  Gerindra dan Puing-puing Koalisi Opisisi

Menjadi pendidik yang memberi bisa menyumbang manfaat atas pendidikan negeri ini. Merancang rencana pembelajaran baik yang menggunakan metode pembelajaran dan media pembelajaran inovatif untuk mengatasi masalah keaktifan peserta didik dan mengoptimalkan media pembelajaraninovatif berbasis IT.

Melaksanakan semua rancangan pembelajaran secara langsung dalam proses mengajar. Memang akan ada tantangan yang akan dihadapi karena tidak semua guru memiliki keterampilan atau skill yang memadai untuk menggunakan teknologi mutahir, atau peralatan sekolah yang belum memadai untuk mendukung penggunanan media pembelajaran berbasis IT seperti ketersediaan LCD, ruangan yang memungkinkan penggunaan LCD, ketersediaan laptop atau computer, juga jaringan internet sekolah.

Tetapi masih banyak cara yang bisa digunakan untuk mengatasinya. Perlu Kerjasama dengan rekan sesame guru yang memiliki LCD atau pengajuan peralatan melalui sekolah.

Langkah Antisipasi :

Merubah minset teacher centre menjadi student centre, Mendesain pembelajaran baik pengetahuan dan keterampilan untuk mengatasi permasalahan yaang ditemui dalam kelas.

Kolaborasi metode pembelajaran inovatif Problem Based Learning dan Projek Based Learning. Menggunakan media pembelajaran yang beragam baik media langsung, gambar yang ditampilkan melalui PPT, Video pembelajaran

Merancang pembelajaran yang mengaktifkan peserta didik dan memanfaatkan media pembelajaran bernasis IT yang inovatif.

Strategi Yang Digunakan :

Melaksanakan metode pembelajaran yang mengaktifkan siswa seperti metode pembelajaran Problem Based Learning ( PBL ) dan metode pembelajaran Projec Based Learning (PjBL).

Membuat media pembelajaran yang dinamis : menghadirkan langsung media pembelajaran serta menampilkan PPT dan video yang mendukung dan sesuai dengan pembelajaran

Dampak yang dirasakan saat penulis menerapkan rancangan pembelajaran menggunakan metode pembelajaran PBL dan PjBL pada mata pelajaran Produk Pengolahan Nabati adalah :

Peserta didik merasakan pembelajaran sangat menyenangkan dengan menayangkan materi pembelajaran melalui Power Poin (PPT), penayangan video pembelajaran yang relevan dengan materi yang diajarkan.

Baca Juga :  Upaya Tindakan Preventif Covid-19 Dalam Bingkai Masyarakat Kepulauan (Daerah Percontohan Baubau)

Peserta didik merasakan pengalaman belajar yang beragam karena menggunakan media yang beragam juga. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran baik saat mengerjakan LKPD, saat berdiskusi , saat diminta pendapat, juga saat praktikum pengecilan ukuran umbi-umbian serta praktikum pengolahan hasil umbi-umbian.

Apa yang diarahkan dalam LKPD atau projek membuat peserta didik fokus mengerjakannya karena telah memiliki panduan yang jelas. Guru lebih mudah mengarahkan peserta didik saat pembelajaran, guru lebih termotivasi makin memperbaiki diri dalam proses pembelajaran.

Respon dari teman sejawat juga bersifat positif. Diantaranya guru di sekolah, menjadikan rencana pembelajaran inovatif dengan metode pembelajaran yang mengaktifkan peserta didik dan penggunaan media pembelajaran berbasis IT sebagai rujukan untuk memperbaiki perangkat pembelajaran.

Mereka banyak bertanya proses pembuatan rencana aksi terutama model dan media pembelajaran. Juga mereka merasakan jika mengajar dengan persiapan seperti dalam rencana aksi maka pelajaran akan sangat baik walaupun waktunya panjang (7JP)

Kepala Sekolah, mendukung dan memfasilitasi kebutuhan kami dalam proses pembelajaran. Faktor Keberhasilan strategi yang telah dirancang tidak dipungkiri membutuhkan keterlibatan banyak pihak baik dukungan pihak perguruan tinggi sebagai pihak yang membekali para calon guru dengan bekalilmu yang sesuai perkembangan zaman, pihak sekolah sebagai penanggungjawab berjalannya pembelajaran inovatif dan memfasilitasi kebutuhan guru dan peseerta didik, guru sebagai ujung tombak yang terlibat langsung menghadapi peserta didik dalam proses pembelajaran dan peserta didik yang akan mengalami semua proses dalam pendidikan.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita meminta kemudahan dalam mengemban amanah pendidik generasi, semoga semua pendidik generasi di negeri ini tetap ikhlas, istiqomah dan selalu siap memgembangkan kemampuan agar bisa menyembahkan kebaikan bagi pendidikan negeri ini.

Wallahu A’lam bi Ash-showwab..

Facebook Comments