Empat Tahun Arusani Bangun Negeri Beradat

H. La Ode Arusani saat mengucapkan sumpah jabatan sebagai Bupati Busel di aula Rujab Gubernur Sultra, Selasa 31 Desember 2019. (Foto Istimewa)

BATAUGA, Rubriksultra.com- 4 tahun kepemimpinan Bupati Buton Selatan (Busel), H.La Ode Arusani, gebrakan pembangunan begitu getol dilakukan. Meski wilayah administrasi Busel terdiri dari 83 persen lautan, namun ketersediaan infrastruktur dasar untuk mendukung pelayanan publik sesuai RPJMD pantang terabaikan.

Infrastruktur jalan, baik jalan kabupaten dan provinsi yang menjadi kebutuhan dasar sudah teraspal dengan baik. Bahkan pada 2022, Pemkab Busel merencanakan jalan baru dengan total 47 kilometer untuk menghubungkan Batuga-Sampolawa, Sampolawa-Warope, Burangasi-Wabula, Banabungi-Kapoa, lingkar Siompu-Siompu Barat, serta poros Wacuala dan Taduasa (Batu Atas)

- Advertisement -

Selain jalan, pembangunan pelabuhan menjadi salah satu agenda dalam membangun Busel. Di era pemerintahannya, H.La Ode Arusani, telah merealisasikan pelabuhan besar yang akan menghubungkan Siompu, Batauga dan Kadatua. Pembangun pelabuhan ferry Siompu, Kadatua dan Bandar Batauga sudah dimulai sejak 2020 dan 2021 ini dengan total anggaran Rp 150 miliar.

Komitmen untuk mewujudkan aksesibilitas wilayah kepulauan juga terlihat dengan beroperasinya ferry KMP Inerie yang menghubungkan Kota Baubau-Kadatua-Siompu pada 1 Januari 2021 lalu. Direncanakan, bila semua pelabuhan tersebut rampung pada akhir 2021 dan resmi beroperasi, maka KMP Inerie akan sandar di Bandar Batauga yang telah terintegrasi dan dilengkapi fasilitas pendukung dengan terminal dan pasar sebaga lokasi transasksi ekonomi masyarakat.

“Saat ini KMP Inerie baru 2 kali sehari beroperasi, tapi kalau sudah bisa (Pelabuhan ferry digunakan), maka bisa 10 kali sehari,” kata Bupati Busel, H.La Ode Arusani, dalam expo 4 tahun kepemimpinannya.

Oleh karena wilayah Busel terdiri dari wilayah pesisir, maka keamanan masyarakat dari terjangan ombak menjadi perhatian dengan membangun talud sepanjang 282,2 meter dengan total anggaran 9 miliar sejak 2017 sampai 2020.

Selain itu, pemerataan sarana dan prasarana insfrastruktur dasar perumahan juga dilakukan. Hingga akhir tahun 2021, rumah layak huni di Busel telah mencapai 80,87 persen, baik melalui bedah rumah maupun pembangunan rumah tinggal permanen bagi masyarakat yang sebelumnya menempati rumah dengan kondisi yang tidak layak.

Baca Juga :  Dugaan Kecurangan CPNS Busel, Polres Buton Dinilai Tertutup

Anggaran rumah tidak layak huni hingga 2019 mencapai Rp 22,7 miliar baik melalui kerjasama dengan pemerintah pusat dan provinsi. sebanyak 146 unit rumah nelayan berhasil dibangun dan tersebar di Kecamatan Batauga, Sampolawa, Siompu, dan Kadatua.

Bupati Busel, La Ode Arusani disambut tarian adat saat menghadiri Riapa Baruga Wapulaka atau Pesta Kampung Wapulaka. (Foto Istimewa)

Sedangkan melalui program BSPS juga dilaksanakan sejak 2017 hingga 2020 kurang lebih 25 miliar. Dari program ini, tercatat 1.561 rumah yang tersebar di seluruh kecamatan telah dibedah dan menjadi rumah layak huni.

Kebutuhan dasar masyarakat akan air, listrik dan sarana komunikasi secara maksimal juga menjadi tanggung jawab pemerintah. Pada pertengahan Oktober 2020 lalu, H.La Ode Arusani menyambangi PLN Unit Sulselrabar dan Kementerian ESDM demi percepatan pemenuhan listrik bagi warga pulau Batu Atas dan 24 jam di Pulau Kadatua dan Siompu.

Sebagai komitmen, pemerintah sudah menyiapkan rumah pembangkit listrik dan genset agar PT PLN bisa menyesuaikan percepatan jaringan listrik. “Kita berdoa, 2021 atau 2022 awal sudah menyala,” kata La Ode Arusani.

Keseriusan bupati ini membuat rasio eletrifikasi Busel menncapai 86 persen sehingga diganjar dengan penghargaan atas dukungan dan kerjasama dalam kemajuan ketenagalistrikan tahun 2020 di wilayah kepulauan oleh PT PLN UP3 Baubau.

Sejalan dengan listrik, air yang merupakan kebutuhan dasar masyarakat juga menjadi perhatian serius pemerintah. Pada tahun 2019, PDAM Busel menunjukan kinerja yang baik melalui penilaian BPK Perwakilan Sultra, baik dari segi keuangan pelayanan, operasi, dan SDM yang hasilnya ditetapkan sebagai PDAM sehat.

Pelayanan pendidikan juga ditunjukan dengan pembangunan sarana dan prasarana sekolah yang memadai baik melalui rehabilitasi dan pembangunan baru RKB, laboratorium komputer, dan pemenuhan sarana belajar seeperti buku, komputer, dan media lainnya.

Hingga 2020, sudah terbangun 69 unit sarana dan prasarana penunjang pendidikan yang tersebar di seluruh kecamatan. Sekolah Taman Kanak-Kanak bahkan telah dinegerikan dibawah tanggung jawab pemerintah daerah.

Baca Juga :  Tingkatkan Sinergitas

Konsitensi tersebut menjadikan Busel mulai bersaing dengan daerah lain. Pada 2014, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebesar 51,52 dan naik signifikan pada 2020 sebesar 64,93. Capaian ini jika diandingkan dengan target RPJMD 2020 yaiut 64,60 maka tingkat capaiannya 100,51 persen dengan predikat sangat berhasil.

Di sektor layanan kesehatan, H.La Ode Arusani tak tanggung-tanggung menggelontorkan anggaran. Pada 2022 dan 2021, sekitar 40 miliar alokasi APBD Busel diperuntukan untuk pelayanan gratis.

Bupati Busel, H.La Ode Arusani, saat meresmikan jaringan air bersih Desa Wacuala., Kecamatan Batu Atas. (Foto Istimewa)

Sejumlah puskesmas dibangun dan disediakan 9 unit mobil serta ambulance laut untuk rujukan daerah kepulauan. Selain itu, pada akhir 2021 ini, pembangunan RSUD Busel diatas tanah seluas kurang lebih 3 hektar akan rampung dengan mekanisme pinjaman daerah dan dana alokasi khusus bidang kesehatan senilai Rp 85 miliar.

“Kita baru lahir kemarin, kita memang baru mekar tapi capaian-capaian kita sudah sama dengan daerah lain yang sudah lama mekar. Untuk masalah kesehatan, kebanyakan kita baik dari Buton merujuknya ke Kendari atau Makassar, makanya kami berfikir kenapa kita tidak membangun di Busel, tak perlu lagi jauh, fasilitasnya kita akan lengkapi,” katanya.

RSUD ini dibangun dengan kapasitas 100 tempat tidur, laboratorium, ruang fisioterapi, radiologi, bank darah, dan sejumlah fasilitas lainnya. RSUD ini berstandar rumah sakit tipe C yang diperuntukan untuk masyarakat Busel sehingga memperoleh pelayanan maksimal tanpa harus dirujuk di RSUD Baubau ataupun rumah sakit lainnya.

Di era kepemimpinannya juga, Busel berhasil meraih opini WTP atas pengelolaan keuangan dan aset tiga tahun berturut-turut sejak 2018-2020. Hal ini menjadi bukti transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan dan aset semakin baik.

Di sektor ekonomi kerakyataan, telah dibangun sejumlah pasar seperti pasar Bandar Batauga, Siompu, Simpu Barat, Lande, Sampolawa, Bahari, dan Kaofe. Sementara lainnya masih dalam tahap pembangunan seperti pasar rakyat Masiri dan Burangasi.

Baca Juga :  Sektor Perikanan Buteng jadi Unggulan

Sejak 2019 juga, sejumlah bantuan dan permodalan pemberdayaan industri dan usaha kecil menengah digelontorkan, seperti mesin jahit, alat pertukangan, etalase, gerobak jualan, benang, kulkas, dan lain sebagainya. Selain itu juga telah diresmikan rumah kreatif sebagai wadah pemasaran produk unggulan daerah yang berada di Busel.

Di industri perikanan, pemerintah memberikan dukungan dengan membangun pabrik es balok, menyalurkan bantuan ratusan coolbox, bantuan perahu, alat tangkap, dan bantuan perikanan lainnya. Alat bantu tangkap ikan ramah lingkungan pada 2017-2020 tercatat telah diberikan sebanyak 198 unit kapal 1Gt dan 58 unit kapal 3GT telah diserahkan kepada masyarakat nelayan, termasuk 2.250 pcs jaring insang dan 193 unit alat tangkap ikan tuna.

Sektor pertanian juga menjadi unggulan daerah dengan memberikan pendampingan dan juga rutin memberikan bantuan bibit untuk meningkatkan kapasitas produksi. Selain itu, H.La Ode Arusani juga masih memiliki banyak gebrakan di sektor pelayanan dasar lainnya.(adv)

Facebook Comments