BAUBAU – Hasrat pasangan Roslina Rahim dan La Ode Yasin menuju kompetisi pilkada serentak 2018 akan terwujud. Keduanya dapat merasakan atmosfir bertarung menjadi penguasa palagimata, sebuah kantor megah dipuncak ketinggian, tempat berdirinya kantor walikota Baubau.
Tiket yang direkomendasikan dua partai pemilik lima kursi di DPRD Kota Baubau sudah dikantongi, masing-masing Hanura tiga kursi dan PKB dua kursi. Besok (9/1), pasangan dengan akronim Rossy ini akan mendeklarasikan diri sekaligus mendaftar sebagai pasangan calon di KPUD Kota Baubau.
Perjalanan panjang duet pasangan ketua dan wakil ketua DPRD Kota Baubau ini terbilang dramatis. Sempat diterpa isu tak memiliki pintu, Roslina-Yasin membuktikan sebagai pasangan yang siap bertarung melawan petahana. Keduanya bahkan rela tak diusung partainya sendiri PAN dan PBB, yang telah memutuskan mengusung pasangan AS Tamrin dan Monianse, serta Wa Ode Maasra dan Ikhsan Ismail.
Dalam wawancara khusus dengan kumparasultra.com, La Ode Yasin mengurai tentang motivasi yang mendorong dirinya bersama Roslina Rahim untuk maju dalam pilkada serentak 2018. Legislator tiga periode ini mengaku, kesamaan visi untuk menjadikan Baubau sebagai kota yang nyaman, sejahtera dan berbudaya dengan bertumpuk pada kearifan lokal yang berdaya saing, menjadi alasan utama dirinya mendampingi Roslina dalam pilkada serentak di Kota Baubau.
Kata Yasin, diskusi panjang bersama Roslina Rahim selama tiga tahun terakhir, banyak membahas persoalan di Kota Baubau. Apalagi berada dalam satu atap kantor yang tempatnya menyampaikan aspirasi, maka keduanya tahu betul permasalahan daerah. “Kami melihat banyak kiat yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang ada di Kota Baubau ini,” paparnya.
Komitmen yang didasari dengan keprihatinan potensi daerah yang tidak mampu dikelolah dengan baik, maka dibutuhkan pemimpin yang memiliki keahlian khusus. Hal ini tentu membutuhkan komitmen yang kuat dan niat yang tulus dari seorang pemimpin dalam membawa daerah lebih baik.
Tidak kalah pentingnya, pemimpin juga harus paham dengan apa yang harus dikerjakan termasuk yang tidak harus dikerjakannya. Bahkan kepala daerah harus sosok yang dekat dan bisa setiap saat dengan warga, baik di sawah, kebun, di pasar, kantor maupun di jalanan. “Saya melihat sosok ibu Roslina Rahim ideal sekali untuk menjadi pemimpin Kota Baubau baik syarat formal maupun syarat sosialnya,” beber Yasin.
Ditanya terkait potensi yang penting untuk dikembangkan di Kota Baubau, La Ode Yasin menjelaskan klasifikasi Baubau memiliki dua karakter. Disatu sisi terdapat karakter perkotaan, disisi lain ada karakter pedesaan yang berada disudut Kota Baubau. Hal ini yang kemudian harus digenjot maju, sehingga tidak ada lagi tirai yang membatasi pengembangan antara wilayah.
Langkah awal tentu pemimpin harus mampu mengklasterkan potensi masing-masing wilayah. Jika melihat Baubau dari sudut kota tentu memiliki potensi pertanian dan kelautan. Makanya infrastruktur pertanian menjadi komitmen utama.
Tanpa adanya keberpihakan yang ekstra maka kondisi wilayah akan tertinggal. “Pembangunan Kota Baubau yang sebenarnya adalah bagaimana memberikan kesempatan yang sama terhadap seluruh sektor dalam berpartisipasi terhadap pembangunan di daerah,” katanya.
Setelah memastikan kebutuhan infrastruktur, hasil pertanian termasuk hasil laut yang melimpah, selanjutnya bagaimana mempersiapkan proses pemasarannya. Tentu pasar menjadi hal yang penting diperhatikan termasuk memberikan dukungan stimulus untuk merangsang perputaran ekonomi yang baik.
Pada klasifikasi lain, dikawasan pusat kota bagaimana pemimpin mampu menyediakan sarana kebutuhan pokok yang memadai. Mulai dari air bersih, sumber daya energi, pengembangan pelabuhan sebagai pusat aktifias keluar masuknya barang, pasar termasuk sektor pendidikan dan kesehatan.
Menurutnya, sektor pendidikan penting menjadi perhatian agar wacana sekolah gratis benar-benar dirasakan masyarakat. Pada sektor kesehatan, masih banyak masyarakat yang tidak mampu menanggung biaya kesehatan yang begitu mahal. Termasuk bagaimana meningkatkan pelayanan dan sumber daya aparatur.
Diakui kondisi keuangan Kota Baubau memang tidak cukup dengan besarnya kebutuhan pembangunan yang perlu untuk dikembangkan. Namun ada hal yang sifatnya skala prioritas yang harus digenjot. Solusinya bagaimana bijak dalam mengelolah anggaran. Artinya pemimpin harus paham kapan anggaran harus dikeluarkan, sehingga anggaran belanja daerah bisa bermanfaat sebagai perangsang pertumbuhan dan stimulus perputaran ekonomi.
Disisi lain besaran pembiayaan juga menjadi hal yang tidak kalah pentingnya. Sumber pendanaan APBD berasal dari tiga item masing-masing dana perimbangan, pendapatan asli daerah dan bagi hasil atau pendapatan lainnya. Untuk meningkatkan dana perimbangan, tentu membutuhkan kepala daerah yang memiliki jaringan yang baik dengan pemerintah pusat agar mampu mendatangkan dana perimbangan yang lebih besar lagi.
“Memang sudah ada dana alokasi umum yang diberikan kepada setiap daerah berdasarkan klasifikasi dan perhitungan yang sudah ditetapkan dengan pertimbangan luas wilayah dan jumlah penduduk. Tetapi jika bicara DAK dan dana bantuan dari pemerintah pusat tentu membutuhkan kelihaian seorang pemimpin dalam mendatangkan dana yang maksimal di daerah,” paparnya.
Tidak kalah pentingnya, lanjut Yasin, bagaimana mendorong peningkatan pendapatan asli daerah di Kota Baubau. Menurut Yasin, dengan potensi yang dimiliki Kota Baubau saat ini, harusnya pendapatan asli daerah sudah mampu menyentuh angka dikisaran Rp 100 miliar. Semangat awalnya, bukan kemudian membuat perda sebanyak-banyaknya untuk melakukan pungutan terhadap masyarakat, namun lebih pada pengawasan, pengaturan dan penataan yang maksimal agar menekan kebocoran pendapatan daerah. “Saat ini PAD kita masih dikisaran 60 miliar dan menurut kami harusnya sudah bisa menyentuh angka Rp 100 miliar,” pungkasnya. (war)