BAUBAU, Rubriksultra.com- Jalan lingkar yang menghubungkan Kecamatan Bungi dan Sorawolio sudah dua kali longsor di awal 2020 ini. Longsor pertama terjadi Januari dan kedua pada Februari.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Baubau, La Ode Muslimin Hibali menjelaskan, lokasi longsor terletak 200 meter dari jalan poros arah Baubau-Pasarwajo. Belok kiri masuk area jalan lingkar sebelum Komba-komba menuju arah Kecamatan Bungi.
Kata dia, longsor terjadi akibat kondisi tanah yang labil. Kondisi diperparah dengan tingginya curah hujan saat itu.
Pada saat longsor pertama di Januari, PUPR Kota Baubau langsung melakukan langkah dengan membuat talud. Namun pada Februari, longsor terjadi lagi sehingga membuat talud penahan ikut roboh.
La Ode Muslimin Hibali mengatakan, di area longsor terdapat aset negara berupa menara telekomunikasi kepolisian. Aset ini perlu segera diselamatkan sebab sudah sangat terancam.
Ia merinci jarak antara pembukaan jalan lingkar dan menara awalnya sekitar 15-20 meter dengan ketinggian tanah kerukan sekitar 10 meter. Jarak antara jalan dan menara saat ini sudah nyaris habis akibat longsor.
“Posisi tanah longsor sudah dekat sekali, sudah sampai di bibir pondasi menara. Ini harus diselamatkan jangan sampai ikut roboh,” katanya.
Mantan Plt Kepala Disdukcapil Baubau ini menambahkan, di area tersebut masih terdapat 80 hingga 90 meter masing-masing sisi yang rawan longsor. Olehnya, perlu penanganan secepat mungkin.
Ia mengaku saat longsor pada Februari lalu, Kepala Dinas PUPR Baubau memberi masukan untuk mencoba mencari anggaran di Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI. Khususnya menggunakan dana siap pakai kedaruratan dan logistik.
“Kami sudah kontak disana (BNPB) dan mereka meminta proposalnya. Dalam waktu dekat ini kita akan usulkan proposal itu. Moga ini bisa karena anggarannya tidak terlalu besar, kurang lebih Rp 12 miliar,” katanya.
Selain menyelamatkan aset negara, sisi jalan lingkar juga perlu secepatnya ditanggulangi. Sebab jalan tersebut sudah digunakan warga menuju kebun masyarakat sekitar. (adm)
Penulis : Sukri Arianto
