Ali Mazi Dorong Pembangunan Pariwisata Kepton

Gubernur Sultra, H. Ali Mazi.

KENDARI, Rubriksultra.com- Gubernur Sultra, H. Ali Mazi terus mendorong sektor pariwisata yang merupakan salah satu sektor prioritas pembangunan daerah dan nasional yang berorientasi global. Salah satunya pembangunan pariwisata di Kepulauan Buton (Kepton) yang dibahas dalam webinar atau seminar online, Sabtu 4 Juli 2020.

Kata H. Ali Mazi, sinergitas pembangunan pariwisata di Kepulauan Buton yang menjadi topik dalam webinar telah sejalan dengan program prioritas Pemerintah Provinsi Sultra 2018-2023, yakni “Sultra Berbudaya dan Beriman, serta Sultra Produktif”.

- Advertisement -

Sultra Berbudaya merupakan kebijakan untuk mengaktualisasikan nilai-nila budaya, dan kearifan lokal, menghargai adat-istiadat setiap kelompok masyarakat serta melindungi dan menyelamatkan peradaban dan warisan budaya bangsa.

Sedangkan Sultra Produktif hendak mewujudkan masyarakat Sultra yang mampu meningkatkan nilai tambah sumber daya alam berbasis masyarakat, sehingga berdaulat di bidang perekonomian.

Dikatakan, peradaban Buton tidak sekadar suatu fenomena sejarah. Buton adalah budaya, tradisi, dan keindahan alamnya sekaligus.

Gubernur Sultra, H. Ali Mazi saat membuka seminar online atau webinar sinergitas pariwisata Kepulauan Buton di tengah pandemi, Sabtu 4 Juli 2020. (Foto Istimewa)

“Hal-hal penting yang kemudian mendorong banyak pihak hari ini untuk menjaga dan meningkatkan kualitas peradaban masyarakat lokal Kepulauan Buton, melalui sinergitas pariwisata agar peradabannya tetap mampu beradaptasi dengan segala situasi dan kondisi dunia, terlebih Covid yang kini sedang menjadi pandemik,” katanya.

H. Ali Mazi menjelaskan, bencana non-alam pandemi covid-19 mengharuskan seluruh pihak untuk melakukan banyak perubahan dalam hubungan sosial sehari–hari. Kondisi ini merupakan dinamika kehidupan yang akan melahirkan peradaban baru, sehingga harus diselaraskan dengan peradaban masyarakat Buton.

Mulai dari hubungan antar keluarga atau masyarakat, kearifan lokal, serta seni-budaya yang tumbuh dan berkembang, yang kental dengan nilai-nilai kebersamaan dan keakraban.

“Perbauran dan bekerja bersama adalah salah satu ciri khas dan identitas peradaban masyarakat lokal Kepulauan Buton yang telah terwariskan secara turun-temurun,” katanya.

Baca Juga :  HPN 2022 Sultra, Upaya Pembangunan Hijau di Indonesia
H. Ali Mazi saat memberikan beberapa arahan kepada peserta seminar online sinergitas pariwisata di Kepulauan Buton. (Foto Istimewa)

Orang nomor satu di Sultra ini mengaku kekayaan sosiologis dan ekologis Kepulauan Buton tidak dipungkiri adalah modal sosial-ekonomi yang harus dikembangkan melalui keberadaan obyek-obyek wisata dan berbagai atraksi kebudayaannya.

Diversifitas Buton ini tidak lagi hanya dinikmati oleh masyarakat Buton, tetapi juga oleh masyarakat (wisatawan) nusantara dan mancanegara. Ini tentu membanggakan dan menguntungkan.

Namun demikian, kondisi itu sekaligus memungkinkan terjadinya perbenturan dan kontaminasi dengan budaya dan tradisi lokal.

Oleh karena itu, Ali Mazi berpesan agar masyarakat Kepulauan Buton perlu menyiapkan diri untuk menjaga peradaban, tradisi dan budayanya dari gerusan peradaban budaya luar.

“Ini penting bagi semua elemen kunci, antara lain pemerintah daerah, tokoh masyarakat, tokoh adat, dan para pelaku pariwisata di Kepulauan Buton untuk membangun sinergitas dalam menjaga peradaban Buton dari gempuran budaya asing, semisalnya dengan menonjolkan kearifan lokal, kekayaan seni budaya, serta keindahan alam Buton menjadi sajian prioritas dalam atraksi kepawisataan.,” tandasnya. (adv)

Facebook Comments