Ini Penyebab Baubau Diterjang Gelombang Tinggi

Kepala BMKG Baubau, Fatuhri Syabani

BAUBAU, Rubriksultra.com- Sebagian daratan di pesisir Kota Baubau diterjang gelombang tinggi, Selasa 22 Januari 2019 malam kemarin. Ternyata, fenomena ini diakibatkan dua rangkaian kejadian alam yang terjadi bersamaan.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Baubau, Fatuhri Syabani menjelaskan saat ini wilayah selatan pulau Sulawesi mulai dari Sulteng, teluk Bone dan wilayah Sultra sedang terjadi arus konvergensi angin atau pemusatan angin. Sumber angin ini berasal dari wilayah daratan Asia.

- Advertisement -

Ketika arus angin ini memasuki wilayah Indonesia antara kalimantan dan Sumatera, angin kemudian berbelok kearah timur. Angin inilah yng kebanyakan orang menyebutnya dengan istilah angin barat.

Kata dia, Kota Baubau sendiri berhadapan dengan arus konvergensi angin ini, sehingga ketika konvergensi angin dari wilayah daratan Asia bergabung dengan angin yang berasal dari selatan wilayah Australia maka akan melahirkan gabungan angin yang berkekuatan cukup tinggi. Kekuatannya bahkan mencapai 30 knot.

“Itu kalau dikonversi ke kecepatan angin mencapai 55 km/jam. Itu bisa kita bayangkan kecepatan anginnya. Dengan kecepatan ini maka akan terjadi pemusatan massa udara, ketika menimpa daerah yang memiliki topografi daratan yang cenderung naik maka akan terbentuklah awan konvekstif yang bisa menimbulkan hujan yang cukup lama,” kata Fatuhri Syabani dikantornya, Rabu 23 Januari 2019.

Selain pemusatan massa udara, kecepatan angin barat yang cukup kuat ini jugalah yang menyebabkan gelombang tinggi yang diprediksi mencapai ketinggian tiga meter. Gelombang tinggi ini terjadi ketika angin bergesekan dengan permukaan laut.

Gelombang tinggi kemudian diperkuat dengan adanya fenomena Lunar Perigee atau ketika jarak bulan dekat dengan bumi. Posisi bulan ini menyebabkan pasang surut air laut secara maksimal.

Baca Juga :  Satpol-PP bakal Tertibkan Parkir dan PKL di Baubau

“Ketika bulan mendekat dititik terdekatnya maka gaya tariknya akan semakin kuat, kondisi ini akan menyebabkan pasang air laut maksimum. Nah, ketika air laut pasang melebihi rata-ratanya kemudian disertai dengan angin kencang maka terjadilah kondisi gelombang laut masuk kedaratan seperti yang kita rasakan kemarin dibeberapa pesisir pantai di Baubau,” katanya.

Kondisi ini, kata dia, diprediksi akan bertahan hingga lima hari kedepan. Maksimal terjadi selama satu minggu.

Makanya, Ia menghimbau agar masyarakat terus waspada dengan gelombang tinggi ini. Khususnya bagi nelayan dan pengguna transportasi laut maupun udara. (adm)

Peliput : Sukri
Editor : La Ode Aswarlin

Facebook Comments