RUMBIA, Rubriksultra.com- Warga Kabupaten Bombana yang tergabung dalam Solidaritas Pengusaha Anak Negeri (SOPAN) menolak rencana masuknya korporasi usaha retail Alfamidi dan Alfamart di Kabupaten Bombana.
Penolakan tersebut disampaikan dalam bentuk pernyataan sikap yang ditandatangani puluhan pengusaha pemilik toko dan kios di Bombana, Senin 8 Juni 2020.
Selain menolak, warga pengusaha juga meminta agar pemerintah Kabupaten Bombana untuk tidak memberikan izin pembukaan gerai outlet Alfamidi dan Alfamart atau retail lainnya.
Serta memberikan perlindungan kelangsungan usaha pedagang pemilik toko lokal yang usahanya bergerak dalam sektor perdagangan sembako dan kebutuhan lainnya.
H. Ancu, salah satu pemilik usaha yang bergerak dalam sektor usaha kelontong menuturkan, dengan hadirnya retail baru Alfamidi dan Alfamart bisa mematikan pengusaha lokal secara perlahan.
“Bayangkan, baru saja Indomaret yang beroperasi sejak tiga tahun lalu tepatnya 2017 dengan membuka 13 gerai, sudah ratusan usaha kecil (Kios) di Bombana yang gulung tikar. Bagaimana jika Alfamart dan Alfami juga masuk di Bombana?, kita bisa gulung tikar semua,” tuturnya.
Keluhan yang sama disampaikan David, pemilik salah satu toko didepan pasar sentral Bombana. David menjelaskan, sejak masuknya bisnis retail waralaba di Bombana, toko miliknya tak bisa lagi menjual beberapa kebutuhan bayi merk tertentu.
Hal senada diungkapkan Yunus Masse, salah satu pemerhati sosial masyarakat Kabupaten Bombana mengungkapkan, jika pemerintah Kabupaten Bombana memberi ruang masuknya Alfamidi dan Alfamart dapat mematikan secara pelan pengusaha lokal lainnya yang nota bene adalah masyarakat Bombana sendiri.
“Jika pemerintah Bombana memberikan izin untuk berinvestasi korporasi retail sekelas Alfamart dam Alfamidi hal itu sama halnya membunuh pengusaha lokal di Bombana,” bebernya.(adm)
Peliput : AS
