BAUBAU, Rubriksultra.com- Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) mencatat sedikitnya 21 kekerasan seksual terjadi di Kota Baubau sepanjang Januari sampai Agustus 2022.
Korban mayoritas pelajar SMP dan SMA. Kondisi tersebut mendorong UPTD PPA dan DP3A Kota Baubau menggelar sosialisasi perlindungan terhadap korban kekerasan dengan sasaran pelajar di Kota Baubau.
“Hati kami tergerak untuk melakukan sosialisasi. Karena sejak Januari-Agustus, UPTD PPA Baubau telah menangani 21 kekerasan seksual yang mayoritas korbannya pelajar SMP dan SMA,” ungkap Kepala UPTD PPA DP3A Baubau, Mardiana Aksa saat menggelar sosialisasi di SMAN 1 Baubau, beberapa waktu lalu.
Selain melapor ke pihak kepolisian, korban kekerasan seksual terhadap anak dan perempuan dihimbau juga melaporkan diri ke UPTD PPA Baubau. Setiap korban akan diberi perlindungan hukum termasuk mental.
“Kami memiliki pendamping hukum termasuk psikolog klinis yang mungkin dibutuhkan oleh korban. Contohnya dibully, itu kan secara psikis pasti terganggu. Hal itulah yang memacu kami untuk memperkenalkan UPTD kepada anak-anak di sekolah,” tambah Mardiana.
Anggota DPRD Baubau, Acep Sulfan mengapresiasi langkah DP3A Baubau melalui UPTD PPA melakukan sosialisasi perlindungan terhadap korban kekerasan seksual.
Harapannya, selain di sekolah sosialisasi juga dilaksanakan disetiap kelurahan agar semakin banyak masyarakat luas mengetahui agar kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak bisa terus ditekan.
Sekretaris DP3A Baubau, Fanti Frida Yanti mengatakan pihaknya terbuka kepada semua pihak yang ingin bersama-sama bergerak dalam pencegahan kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak. Pencegahan bisa lebih maksimal jika tidak hanya dilakukan oleh DP3A melalui Puspaga maupun UPTD PPA. (adm)
Laporan : Ady